hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Coaching Bisnis Bantu Wirausaha Muda Naik Kelas

Peluang News, Jakarta-Kementerian Perindustrian (Kemenperin) terus memperkuat upaya mencetak wirausaha baru yang adaptif di berbagai daerah. Melalui program Creative Business Incubator (CBI) 2025, pemerintah memberi pendampingan bisnis kepada pelaku industri kreatif, khususnya di sektor fesyen dan kriya.

“Penelitian menunjukkan bahwa bisnis akan lebih bertahan dan berkembang jika mendapatkan pendampingan dari mentor,” kata Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) Reni Yanita dalam keterangan resminya, Minggu (18/5). “Melalui coaching CBI ini, sebanyak 10 IKM terpilih akan didampingi seorang mentor yang akan membantu menjawab permasalahan bisnis agar bisa naik kelas.”

Reni menjelaskan bahwa program coaching tahun ini merupakan tahap lanjutan dari pendampingan klasikal yang telah dilakukan tahun sebelumnya. “Program coaching ini adalah implementasi dari rencana pengembangan bisnis yang disusun pada tahap kelas klasikal,” ujarnya. “Program Coaching 2025 akan berlangsung selama lima bulan dengan pendampingan yang terstruktur.”

Mengutip hasil riset Universitas Ciputra, Reni menyampaikan bahwa sebanyak 74,03 persen bisnis akan lebih bertahan dan berkembang setelah mendapatkan pendampingan. “Pendampingan yang tepat akan mempercepat pertumbuhan, mengurangi risiko kegagalan, dan menciptakan bisnis yang berkelanjutan,” tegasnya.

Adapun 10 peserta yang terpilih tahun ini adalah Delova Wardro, Hanabira, CV. Amod Bali, Wira’s Silver Bali, PT Karya Rappo Indonesia, Kalasiris, JB Etnnic, Astraea Leather Craft, dan Ulur Wiji. “Harapannya mereka dapat mengikuti jejak sukses para alumni CBI yang berhasil meningkatkan kapasitas produksi, omzet, dan naik kelas dari mikro ke kecil, atau dari kecil ke menengah,” ujar Reni.

Ia menambahkan, sinergi pendampingan ini diharapkan mendorong kontribusi industri terhadap perekonomian nasional. “Sektor industri pengolahan nonmigas tumbuh 4,31 persen pada triwulan I 2025 dan menyumbang 17,50 persen terhadap PDB,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Balai Pemberdayaan Industri Fesyen dan Kriya (BPIFK) Dickie Sulistya menyebut peserta tahun ini memiliki potensi besar. “Meskipun mereka masih muda, omset bisnis mereka pada 2024 sudah mencapai ratusan juta hingga miliaran Rupiah,” ungkapnya. “Triwulan pertama 2025 pun menunjukkan konsistensi pertumbuhan.”

BPIFK, lanjut Dickie, juga telah memetakan target kenaikan omzet peserta dan menyusun materi coaching yang sesuai kebutuhan. “Potensi ini mencerminkan komitmen peserta untuk belajar, mengembangkan usahanya, dan memberi dampak positif bagi perekonomian,” tambahnya.

Beberapa alumni CBI sebelumnya telah mencetak prestasi internasional. Rubycraft dari Yogyakarta, misalnya, tampil dalam Best Pitch di Home in Style Hongkong 2025, dan kini menjadi supplier home décor di toko retail Tri Koins Jepang. Smarbatik memenangkan penghargaan dari Majalah Sawit Indonesia dan tampil di Innovation Festival Suzhou China. Sedangkan Lumos telah dipercaya menjadi trainer oleh Shiseido Group.

“Menjadi tantangan kita bersama — pemerintah, akademisi, dan sektor swasta — untuk menciptakan ekosistem kewirausahaan yang lebih baik. Agar produk semakin bernilai tambah, omzet meningkat, dan lebih banyak lapangan kerja tercipta,” tutup Reni.

pasang iklan di sini