BANDUNG—Salah satu kota yang kaya dengan perbendaharaan kuliner tradisional adalah Bandung. Salah satu di antaranya jajanan yang disebut cireng, yang merupakan singkatan aci (tepung tapioka) yang digoreng. Jajanan ini diperkirakan populer sejak 1980-an.
Belakangan jajanan ini dimofifikasi oleh sejumlah pelaku usaha menjadi kekinian. Di antaranya ialah penyanyi eks JKT 48, Melody Nurramdhani Laksani. Bersama manajernya Heri Garena, artis kelahiran Bandung 24 Maret 1992 ini mendirikan brand Cireng Gojreng di Bandung Timur awal 2020.
Heri sendiri bertindak sebagai founder dan Melody menjadi ownernya, Inspirsi adalah kebiasaan keluarga mereka yang menyukai cemilan goreng. Kemudian memutuskan untuk mendirikan usaha sendiri, dengan membuat cireng asil racikan sendiri dengan bahan pilihan hingga lebih terjaga hygienisnya.
“Konsepnya gorengan tradisional rumahan dengan isian cireng yang tidak polos dan memiliki berapa level kepedasan,” ujar Hery ketika dihubungi Peluang, Jumat (11/2/22).
Ungkap Heri, disebut gojreng karena filosofinya lebih ke bahasa sehari-hari. Ketika orang makan sesuatu yang pedas pasti ekspresif dan matanya jereng ,melotot karena kepedasan.
Dia mengungkapkan cireng gojreng dibandrol per bungkusnya antara Rp20 ribu hingga Rp30 ribu dengan enam varian rasa, yaitu original (tidak pedas), aeuhah (pedas sedang), lada (pedas total), kacadas (kacang ayam pedas), cimozza (cireng pedas mozzarela) dan orizza (cireng pedas mozzarela).
Dan selain cireng, saat ini kuliner Cireng Gonjreng memiliki jenis kudapan lain / teman nasi (bawang gonjreng). Hingga saat ini usaha ini menyerap lima karyawan.
Pandemi Covid-19 sempat berdampak bagi usaha ini. Terlebih-lebih awal pandemi banyak orang masih paranoid untuk membeli makanan daring. Namun menurut Heri, pihaknya memberikan kepercayaan bahwa cireng menggunakan kemasan aman untuk dikonsumsi dan menerapkan standar keseharan baik produksi hingga packing.
“Untuk rencana ke depan akan membuat offline store Warung Gonjreng, setelah keadaan pandemi di Indonesia ini mulai membaik,” imbuh Heri.
Sementara Sang Owner, Melody sendiri bersyukur, meskipun penjulannya baru berbasis daring, penjualan cirengnya ini selalu laris manis. Cirengnya selalu habis.
“Alhamdulilah, banyak aja yang pesan, habis terus. Jadi tiap buka kloter, kan juga limited ya, enggak banyak. Dalam waktu hampir sehari habis. Jadi buka lagi PO,” ucap alumni Fakultas Pertanian Universitas Padjadjaran ini seperti dikutip dari Rentetean.com beberapa waktu lalu (Irvan).