Koperasi BMI merupakan tempat bekerja pertama bagi Mohamad Wahid. Berkat dedikasi dan kerjanya yang bagus, pria kelahiran Tangerang, 8 Desember 1985 itu kini dipercaya sebagai Manajer Pembukuan dan Administrasi di koperasi berprestasi tingkat nasional tersebut.
Menurut Wahid, selama 16 tahun bergabung di koperasi dengan praktik tanggung jawab sosial terbaik itu ia merasa nyaman. “Suasana kerja yang kondusif dengan remunerasi yang menarik,” ujar peraih Magister Akuntansi Universitas Esa Unggul ini.
Selain memberikan kenyamanan dan ketenangan dalam bekerja, Koperasi BMI juga membiasakan kehidupan islami bagi seluruh karyawan. Sikap empati dan kerelaan untuk berbagi dengan sesama yang terus dipupuk menjadi keunikan tersendiri, yang tidak mudah ditemukan di perusahaan lain. Baginya, bekerja di BMI itu bukan hanya mengejar duniawi tetapi juga memerhatikan urusan akhirat.
Wahid menambahkan, suasana islami dibarengi dengan sikap profesionalisme. Sehingga, karyawan betah dan menganggap BMI sebagai rumah kedua setelah rumah pribadi. “BMI sangat profesional dalam segala hal,” ujarnya.
Menurut Wahid, jika semua koperasi di Indonesia bersikap profesional dan senyaman BMI, persepsi minor terhadap lembaga sokoguru perekonomian tersebut akan hilang. Ia tidak menampik, jika sebagian pihak masih memandang remeh koperasi. Untuk mengikis anggapan yang keliru itu ia berharap pegiat koperasi untuk menjalankan usaha koperasi sesuai dengan prinsip dan jatidirinya.
Ke depan, agar citra koperasi semakin positif, para pengelolanya perlu melakukan pendampingan usaha anggota. Selain itu, koperasi juga hadir memberikan Pendidikan perkoperasian agar anggota memahami hak dan kewajibannya. “Koperasi ini milik bersama, karena anggota merupakan pemilik, pengguna dan pengendali,” tuturnya.
Bagi Wahid, bekerja di Koperasi BMI itu ibarat cinta pertama yang menyenangkan. Terlebih lagi, setiap karyawan dibiasakan untuk menyeimbangkan kepentingan dunia dan akhirat. “Terima kasih BMI untuk segalanya,” pungkasnya.