CIANJUR-–Setiap panen raya, Kabupaten Cianjur dalam sehari memproduksi 20 ton manggis. Sebanyak 5 ton dari buah yang dijuluki The Queen of Tropical Fruit ini diperuntukkan untuk ekspor.
Hal ini diungkapkan Kepala Dinas Pertanian Perkebunan Pangan dan Hortikultura Kabupaten Cianjur, Mamad Nano saat ditemui di sela-sela panen dan bimbingan teknis di Cibeber, Kamis (30/1/20).
”Selama ini tidak banyak yang tahu kalau sebenarnya manggis Cianjur sudah menembus pasar Abu Dhabi dan Taiwan, “ ujar Mamad.
Pasalnya, ekspor tersebut tidak langsung dari Cianjur, melainkan melalui distributor yang berada di Sukabumi. Untuk itu pihaknya mempunyai keinginan untuk ekspor langsung dari Cianjur.
Buah manggis bukan hanya untuk dikonsumsi sebagai buah, tetapi juga bahan obat herbal sekaligus kosmetik. Sentra produksi manggis nasional tersebar di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB dan Sumatera Barat.
Direktur Buah dan Florikultura Kementerian Pertanian, Liferdi Lukman mengatakan Indonesia memiliki potensi ekspor buah-buahan tropis yang besar. Indonesia memiliki ragam buah khas tropis luar biasa.
Produksi manggis Indonesia terbesar ke lima di dunia setelah India, Cina, Kenya dan Thailand. Catatan BPS menunjukkan produksi 2017 mencapai 161.751 ton dan disusul pada 2018 naik menjadi 228.148 ton.
“Pangsa pasar di luar negeri sangat terbuka lebar, mulai dari kawasan Eropa, Timur Tengah, Australia maupun Asia. Sebanyak 25 persen produksi nasional untuk memenuhi pasar ekspor tersebut,” ungkap Liferdi seperti dilansir dari Republika.
Lanjut dia, pada 2019 Indonesia sudah mengekspor 24,7 ribu ton manggs dengan nilai transaksi 35 juta dolar AS. Untuk itu pihaknya akan terus mendorong akselerasi dan peningkatan ekspor.
“Hal ini sesuai dengan kebijakan Menteri Pertanian untuk melejitkan ekspor pertanian hingga tiga kali lipat. Kami pasti akan mengapresiasi daerah-daerah yang punya komitmen dan kontribusi terhadap peningkatan ekspor manggis ini,” pungkas Liferdi.