octa vaganza

Chand Parwez Servia, Industri Film Butuh Energi Baru

Chand Parwez Servia-Foto Irvan Sjafari

JAKARTA-—-Rumah Produksi Kharisma Star Vision Plus yang didirikan Chand Parwez Servia sudah melampaui usia tiga windu.  Sudah ratusan aktor, aktris, sutradar  yang terlibat membintangi baik sinetron maupun film layar lebar karya rumah produks iini

Salah satu hal yang menarik dari pria kelahiran Tasikmalaya, 18 Februari 1959 ini  ialah  berani memberikan kesempatan kepada talenta baru untuk berkiprah dalam  sinetron maupun film yang diproduksinya.

Misalnya dalam film  Tabu: Mengusik Gerbang Iblis,  salah satu bintang utamanya ialah Angga Aldi Yunanda, kelahiran 16 Mei 2000.  Aktor yang mengawali karirnya sebagai model  ini juga membintangi film Sajen juga yang diproduksi Star Vision.

“Industri  film membutuhkan energi baru. Wajah baru adalah energi baru. Saya meyakini itu.  Itu sebabnya saya yang pertama memberikan kesempatan pada komika untuk tampil di layar lebar dan  ternyata diikuti produser lain,” papar Chand dalam sebuah wawancara dengan Peluang dan sebuah media daring pada acara  konferensi pers peluncuran film Tabu: Mengusik Gerbang Iblis di Jakarta, Kamis (17/1/2019).

Chand mengakui, ada produser yang punya mental pedagang. Mereka rekrut  bintang yang sedang kondang agar filmnya laris.  Star Vision tidak membuat kontrak eksklusif seperti yang dilakukan rumah produksi lain.

“Kalau ada aktor atau aktris yang bersedia  bekerja sama, maka saya akan mengatakan  ‘Anda punya  energi, saya punya energi, lalu kedua energi  ini disatukan,”  ucap alumni Institut Pertanian Bogor ini.

Ukuran sukses sebuah film menurut dia bukan hanya pada  banyaknya penonton, tetapi pada pesan film tersebut dan estetikanya. Film itu adalah produksi yang komplit.

“Habis masa tayangnya di  bioskop  bukan berarti film itu habis, ada media lain untuk tayang film itu, misalnya youtube. Kadang film itu terlalu cepat tayang,” ungkap Chand.

Bicara 2019, Chand menyatakan Star Vision berencana merilis 8-9 film dan tidak semuanya bergenre horor.  Lanjut dia, dirinya menyukai film berbagai genre. Ketika ditanya bagaimana proyeksi penonton film Indonesia yang meningkat dari tahun ke tahun, dia berharap pada 2019 jumlah  penonton film Indonesia menembus 60 juta.

“Kalau  perlu film Indonesia sudah mengambil porsi 50 persen segmen penonton bioskop mengalahkan film Hollywood,” pungkasnya (Irvan Sjafari).

 

 

 

Exit mobile version