octa vaganza

Cetak Lebih dari 300 Wirausaha, Unsoed Lewati Target dari LPDB

PURWOKERTO—Semangat kewirausahawan meluap di kalangan mahasiswa Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed) Purwokerto.   Pada Juli lalu, Lembaga Pengelola Dana Bergulir Kementerian Koperasi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (LPDB-KUMKM) menargetkan mencetak 300 wirausaha muda dari kampus ini bak gayung bersambut.

Staf pengajar Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Soedirman Cipto Subroto mengatakan, sampai dengan Oktober, Unsoed  mampu menghasilkan mahasiswa yang merintis usahanya lebih dari 300 wirausaha.

Setiap kelompok mahasiswa mendapatkan dana bergulir berkisar Rp5 juta hingga Rp15 juta untuk program Mahasiwa Wirausaha (PMW), Program Kreativitas Mahasiswa Kewirausahaan (PKM-K), dan Kompetisi Pekan Mahasiswa Wirausaha (Pemira) yang total program kegiatan mencapai 600 juta rupiah.

“Semangat menjadi wirausaha di kalangan mahasiswa sangat bagus, sekaligus kebanyakan masih mengangkat prodak makanan. Sekarang kita sedang dorong melalui kurikulum untuk menghasilan rintisan usaha berbasis IT, sesuai dengan era disrupsi saat ini,” papar Cipto kepada Peluang, Sabtu (26/10/19).

Menurut Cipto Unsoed sudah  menjadi mitra pendamping LPDB dari tahun 2014 sampai dengan tahun 2017 untuk wilayah kerja Provinsi Jawa Tengah.  Skema pendampingan pada saat itu adalah diperuntukan bagi mitra penerima dana bergulir LPDB di daerah Provinsi Jawa Tengah baik Koperasi, BMT maupun UKM lainya mendapatkan fasilitas pendampingan dari Perguruan Tinggi.

Tujuan pendampingan untuk meningkatkan capacity building mitra agar bisa sukses pemanfaatan sukses pengembalian, harapanya mitra bisa meningkat kelasnya menjadi UMKM yang bisa mengakses pendanaan ke Perbankan.

“Dari pengalaman pendampingan selama kurang 4 tahun, kami menyimpulkan bahwa permasalahan utama di UMKM saat ini adalah SDM yang  kurang kompeten dalam melaksanakan usaha. Kebanyakan UMKM yang membuka usaha adalah mereka yang gagal mengakses lapangan kerja,” ungkap Cipto.

Lanjut dia, bisa dipastikan kemampuan secara pengetahuan dan keilmuan masih belum memadai, sedangan pengalaman lapangan dijadikan  pembelajaran bagi mereka.  Berdasarkan kajian tersebut, Unsoed harus mengelolah mahasiswa dan alumni menjadai wirausaha muda yang sukses. Sehingga pada 2018 Unsoed kembali menjalin kerjasama dengan LPDB untuk skema pembiayaan untuk mahasiswa dan alumni.

Untuk pilot project-nya Unsoed telah memilih mahasiswa dan alumni yang mempunyai usaha untuk diajukan mendapatkan akses pendanaan dari LPDB. langkah awal adalah menyiapkan seperti Koperasi, BMT, dan BPR BKK sebagai lembaga perantara penyaluran dari LPDB kepada mhs dan alumni yang belum mempunyai badan usaha, karena sesuai peraturan harus berbadan usaha.

Cipto menambahkan, mahasiswa menjadi fokus saat ini, karena mahasiswa adalah generasi emas kita di masa datang. Hal ini selaras dengan program pemerintah saat ini adalah membangun SDM unggul untuk Indonesia emas tahun 2045.

“Jangan sampai kita kehilangan momentum, bonus demografi harus kita optimalkan dengan menciptakan lapangan kerja milenila sebanyak-banyaknya, sehingga akan  mencegah disaster di masa yang akan datang karena lapangan kerja yang sedikit, menjadikan pengangguran terdidik,” pungkas dia (Irvan Sjafari).

Exit mobile version