hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Cegah Stunting dan Serap Telur Peternak, NFA Gencarkan Gerakan Makan Telur

Blitar (Peluang) : Gerakan makan telur menjadi langkah untuk stabilisasi pasokan dan harga serta mencegah stunting.

Kepala Badan Pangan Nasional atau National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi mengatakan, telur merupakan salah satu komoditas penting untuk menjaga asupan gizi dan pencegahan stunting. 

Pada momen Hari Telur Sedunia yang diperingati setiap tanggal 14 Oktober, Arief berharap meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya pemenuhan protein dari telur.

“Konsumsi telur kita masih sebesar 7,5 kg per kapita per tahun. Jika dibandingkan negara lain, konsumsi telur per kapita Indonesia masuk urutan ke-15 dunia. Tentu upaya peningkatan konsumsi telur perlu terus dilakukan melalui gerakan makan telur seperti hari ini,” kata Arief dalam keterangan resminya, Sabtu (15/10/2022).

Arief mengapresiasi pencanangan Gerakan Makan Telur  untuk peningkatan gizi dan pencegahan stunting yang telah dilakukan sejumlah pemerintah daerah kota/kabupaten dan provinsi di Indonesia.

Ia mengatakan, gerakan makan telur bagian dari upaya menyehatkan dan meningkatkan gizi masyarakat Indonesia.

Apalagi telur dengan segudang kandungan nutrisinya dapat menjadi asupan pangan tambahan yang efektif bagi ibu hamil, ibu menyusui dan balita. 

“Kandung nutrisi telur membuat anak-anak Indonesia terhindar dari stunting serta mengurangi potensi kerawanan pangan dan gizi di suatu wilayah,” ungkapnya.

Arief menjelaskan, saat ini pengentasan stunting menjadi salah satu program strategis yang terus didorong pemerintah.

Berdasarkan data, angka prevalensi stunting Indonesia tahun 2021 masih sebesar 24,4 persen. Sedangkan standar WHO adalah 20 persen, sehingga angka stunting di Indonesia masih tinggi.

Presiden Joko Widodo, kata dia, telah memberikan instruksi agar di tahun 2024 angka prevalensi stunting Indonesia harus bisa di bawah 14 persen. 

Arief menegaskan, pencegahan kerawanan pangan dan gizi, termasuk di dalamnya pencegahan stunting, juga merupakan bagian dari tugas dan fungsi Badan Pangan Nasional sesuai amanat Perpres 66 Tahun 2021.

Selain untuk pemenuhan gizi masyarakat dan menurunkan prevelensi stunting, menurut Arief,  gerakan ini dapat berdampak positif bagi penguatan sektor perunggasan nasional dan daerah karena meningkatkan serapan dan konsumsi telur peternak layer lokal.

“Gerakan makan telur ini menjadi langkah untuk stabilisasi pasokan dan harga.Seperti kita ketahui Blitar merupakan produsen telur terbesar di Indonesia yang memasok 30 persen kebutuhan telur ayam nasional,” kata Arief.

Dengan rutin mengonsumsi telur terutama produksi para peternak lokal. “Kita turut berperan menjaga kesejahteraan peternak dan berpartisipasi dalam stabilitas tata kelola pangan nasional,” tambahnya.

Sementara itu, Bupati Blitar, Rini Syatifah mengatakan, kabupaten Blitar sebagai daerah sentra produksi telur nasional berkomitmen untuk terus mengkampanyekan makan telur, khususnya bagi anak usia dini.

Hal tersebut menurut Rini, sebagai upaya pembentukan SDM yang unggul dan berkualitas.

“Kabupaten Blitar memiliki populasi ayam ras petelur sebanyak 15 juta ekor dalam rentang Januari sampai dengan September 2022. Jumlah tersebut menghasilkan 447 ton telur per hari,” kata Rini.

Kepala Dinas Peternakan Provinsi Jawa Timur Indyah Aryani mengatakan, gerakan makan telur merupakan momentum untuk bersinergi menurunkan angka stunting, khususnya di Jawa Timur yang masih tercatat sebanyak 23,3 persen.

“Gerakan ini juga menyadarkan kembali pentingnya supan gizi seimbang bagi anak-anak kita, ibu hamil, lansia dan  kita semua,” ujarnya.

Ketua Paguyuban Peternak Rakyak Nasional (PPRN), Rofi Yasifun menambahkan,  gerakan makan telur menjadi kontribusi para peternak bagi negeri. 

“Gerakan ini menjadi semangat kami untuk berkontribusi dan menyukseskan program pemerintah,” pungkas Rofi.

pasang iklan di sini