BOGOR-—Wali Kota Bogor Bima Arya menyampaikan saat ini aktivitas urban farming sedang melanda hampir setiap kampung di wilayahnya. Setidaknya sekitar 300 Kelompok Tani (poktan) atau 300 titik memanfaatkan lahan untuk kegiatan ini. Jumlah ini meningkat nyaris dari 190 titik ketika fenomena ini belum booming,
Bima mengatakan jajarannya mendorong urban farming untuk lebih berkembang sebagai bentuk dukungan terhadap Kementerian Pertanian yang juga berniat memperluas pertanian kota.
“Ini luar biasa dan kami mendukung upaya kementan dalam menjadikan kota sebagai lokasi pertanian,” ujar Bima saat mendapingi Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo dalam acara Agro Inovasi Fair 2021 di Balai Pengelola Alih Teknologi Pertanian (BPATP), Bogor, Jawa Barat, Minggu (7/11/21).
Bahkan dia tidak mengira, bahwa fenomena urban farming bahkan sudah merambah ke anak muda di tiap Kelurahan se-Kota Bogor. Mereka terdiri dari berbagai kalangan pekerja dan mahasiswa.
Padahal sebelumnya urban farming terlajur diidentikan dengan kaum ibu. Motivasi kelompok baru ini rupanya didorong bukan saj aoleh motif ekonomi, tetapi juga gaya hidup.
Tugas Pemkot menurut dia, kini memperjelas kepafa warga tanaman mana saja yang punya potensi menyolong kebugaran tubuh.
Selama ini, kata Bima, fenomena urban farming di Kota Bogor tidak terlepas dari peranan Kementan yang terus mengawal benih unggul, teknologi mekanisasi dan sosialisasi. Kementan dinilai berperan dalam memasarkan hasil tani kelompok muda di Bogor.
Sementara Mentan Syahrul Yasin Limpo mengatakan Kementan sesuai arahan Presiden Joko Widodo akan terus mengawal pertanian urban farming mulai dari produksi, teknologi sampai dengan pemasaran berbasis digitalisasi.
“Teknologi kita besok harus semakin modern. Kita sudah punya market. Kita harus memiliki varietas yang tahan dengan semua iklim. Kita harus mapping setiap wilayah. Kementan bersama Gubernur dan Walikota, dan atas perintah Presiden sudah mempersiapkan semuanya,” pungkasnya.







