Era kaum muda gengsi bekerja di koperasi sudah makin tergerus. Hal itu setidaknya tak berlaku di Kabupaten Tangerang. Dua koperasi besar, Kopsyah BMI dan Abdi Kerta Raharja membuktikan mampu menjadi daya tarik kaum muda bekerja di Koperasi.
SEJAK berdiri pada 2003, hingga per Desember 2018 Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI) sudah memiliki 144.545 anggota, tersebar tidak hanya di Kabupaten Tangerang, juga kabupaten lainnya di provinsi Banten. “Jumlah karyawan kami sebanyak 686 orang yang rata-rata berusia 24 tahun. Koperasi kini tidak hanya membuka lapangan kerja tapi juga diminati kaum muda,“ kata Presiden Direktur Kopsyah BMI Kamaruddin Batubara. Dia mengemukakan hal itu dalam diskusi panel Kewirausahaan dan Koperasi bersama Bupati Tangerang A Zaki Iskandar, Ketua Kopsyah AKR Farida dan Kepala Dinas Koperasi dan Usaha MIkro Kabupaten Tangerang Nurul Hayati di Pendopo Bupati Tangerang, pertengahan Februari lalu.
Pernyataan Kamaruddin diamini oleh Ketua Kopsyah AKR Farida yang sudah memiliki 34.068 anggota dan merekrut 142 karyawan. Kehadiran kedua koperasi tersebut tidak saja membuka lapangan kerja baru, juga membantu pemkab Tangerang dalam program sosial kemasyarakatan, antara lain bantuan pendidikan, santunan yatim piatu, permodalan usaha mikro kecil dan mendirikan rumah layak huni bagi masyarkat berpenghasilan rendah.
Acara yang dihadiri sekitar 300 kaum muda dari unsur KNPI, HMI, Himata dan Himatangbar itu dibuka oleh A Zaki Tangerang dengan pertanyaan menohok, mengapa angka pengangguran di Kabupaten Tangrang tinggi, sementara kaum mudanya lebih fasih berwacana ketimbang membuka lapangan kerja.
Sebagai kota industri yang terletak di samping ibu kota negara, Kabupaten Tangerang menjadi daya tarik tersendiri bagi masuknya angkatan kerja dari berbagai daerah. “Ada sekitar 400 ribu buruh yang bekerja di Kabupaten Tangerang, dan setiap hari mereka harus makan. Ini peluang bagi kaum muda untuk menciptakan produk yang menjadi kebutuhan mereka,” tutur Bupati.
Jika peluang itu tidak diambil oleh kaum muda Tangerang, sambung Zaki, jangan salahkan jika pendatang dari daerah lain lebih sukses berwirausaha di Kabupaten Tangerang. Solusi ditawarkan adalah bergabung atau menjadi anggota koperasi yang sudah ada sehingga melalui koperasi mereka dapat memperoleh sumber permodalan.
Menurut Kamaruddin, kaum muda Kabupaten Tangerang harus mampu menciptakan sebuah kreasi yang mampu menjadi daya tarik ekonomi sekaligus penciptaan lapangan kerja. “Kita harus punya ikon tersendiri, misalnya menciptakan racikan rasa khas kopi Benteng. Bagi yang mampu menciptakan racikan rasa khas Kopi Benteng tersebut saya kasih hadiah Rp10 juta,” tantang Kamaruddin. Seorang perempuan dari perwakilan KNPI menjanjikan segera mewujudkan tantangan itu dalam tempo dua minggu. Kita tunggu saja janjinya. (Irm)