hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Ragam  

BUMN Modal Ventura Danai 336 Startup 

Jakarta (Peluang) : Penyaluran modal ventura bertujuan meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, Kementerian BUMN mendukung pertumbuhan ekonomi digital dan membangun ekosistemnya. Saat ini, BUMN memiliki lima perusahaan modal ventura yang sudah mendanai 336 startup di Indonesia. 

Perusahaan modal ventura tersebut di antaranya, Mandiri Capital, BRI Ventures, MDI Ventures, Telkomsel Mitra Inovasi, dan BNI Ventures. 

“Modal ventura di bawah BUMN sudah berinvestasi kepada 336 startup. Kalau dilihat hari ini sudah banyak yang jadi soonicorn dan unicorn,” ujar Erick.

Hal ini dilakukan untuk mendukung dan melaksanakan amanah dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi digital Indonesia.

 Yang diproyeksikan pada tahun 2030, ekonomi digital Indonesia akan menjadi terbesar di Asia Tenggara dengan nilai Rp4.500 triliun. 

Saat ini lanjut Erick, modal ventura milik BUMN sedang membentuk Merah Putih Fund (MPF). Modal ini untuk membantu startup-startup yang sudah dalam tahap berkembang dan valuasinya besar sehingga bersiap menjadi unicorn.

MPF diperkenalkan pada Desember 2021 dengan mengumumkan komitmen awal pendanaan putaran pertama ini senilai 300 juta dolar AS.

Pada Juli 2022 lalu, MPF ini baru mendapat izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memulai pendanaan. 

“MPF juga telah memenuhi kewajiban minimum dana kelolaan Rp 1 miliar akhir Agustus lalu,” ujar Erick.

Adapun kata Erick, perusahaan yang bisa mendapat pendanaan dari Merah Putih Fund, yakni starup yang memiliki founder orang Indonesia, perusahaan yang beroperasi di Indonesia, dan bayar pajak di Indonesia, serta prioritas go public di Indonesia.

Kementerian BUMN juga mendorong pengembangan startup untuk pengembangan Ibukota Negara (IKN).

Menurut Erick, IKN lebih friendly dengan invetasi financial technology (fintech).

“Ini seiring dengan konsep IKN. Yakni di mana IKN akan lebih friendly ke investasi fintech. Ini yang kita coba rajut,” ungkapnya.

Namun demikian jelasnya, dalam melakukan investasi di startup, perlu adanya pendampingan dari venture capital BUMN. Dengan begitu,  investasi akan seiring sejalan dengan pertumbuhan startup yang berkelanjutan.

“Kita minta BUMN tidak langsung berinvestasi, tetapi harus ada pendampingan dengan venture capital yang ada di BUMN. Kita coba menjaga supaya ini benar-benar ada keberlanjutan,” tandas Erick.

pasang iklan di sini