hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Bulog Pastikan Ketersediaan Beras Aman Hingga Lebaran

Bulog Pastikan Ketersediaan Beras Aman Hingga Lebaran/Dok. Ist

Peluang News, Jakarta – Direktur Utama (Dirut) Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi menyampaikan bahwa pihaknya berkomitmen untuk terus menjaga ketersediaan stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP).

Komitmen ini tetap ditunjukkan meskipun stok cadangan beras tersebut kini mengalami penurunan.

Ia mengatakan, penurunan stok itu disebabkan akibat adanya intervensi Bulog dengan melakukan penetrasi ke pasar melalui program Beras Stabilisasi Pasokan Harga Pasar (SPHP) maupun bantuan sosial (bansos) beras sebanyak 10 kilogram.

“Meskipun agak menurun, yang bisa saya konfirmasi per hari ini yaitu beras Bulog berjumlah sekitar 1 juta ton, agak menurun ini dikarenakan digunakan untuk berbagai kepentingan,” ujar Bayu dalam forum Bicara BUMN di Jakarta, Senin (18/3/2024).

Walaupun mengalami penurunan, ia menegaskan, pihaknya akan terus memenuhi pasokan beras melalui serapan, baik di dalam negeri maupun impor dari negara-negara mitra.

Bahkan, ia menyatakan, stok yang tersisa itu masih bisa untuk memenuhi kebutuhan selama Ramadan hingga Lebaran 2024.

“Kalau untuk Lebaran Insyaallah tidak ada masalah. Karena seharusnya permintaan akan berkurang karena dari jatah makan tiga kali biasanya menjadi dua kali, seharusnya,” kata Bayu.

“Namun demikian Bulog akan tetap menambahkan stok melalui pengadaan dalam negeri dan luar negeri,” imbuhnya.

Lebih lanjut, Bayu mengungkapkan, pihaknya memprediksi harga beras tidak akan turun kembali normal ke harga sebelum mengalami lonjakan pada awal 2024.

“Saya kira memang itu tantangan yang berat bagi kita semua. Saya tidak gembira mengatakan ini, bukan suatu kabar yang patut diselebrasi, tetapi faktanya demikian,” ungkapnya.

Ia memaparkan, prediksi itu disebabkan karena adanya berbagai faktor, yang pertama yaitu inflasi.

“Kedua, mengenai upah pekerja informal di pedesaan yang naik seiring dengan kenaikan upah minimum pekerja formal,” papar Bayu.

“Kemudian yang ketiga, dikarenakan 50% dari biaya produksi sawah atau biaya produksi pertanahan padi itu adalah untuk tenaga kerja. Jadi, harga beras itu pasti mengalami kenaikan,” sambungnya.

Lalu yang ketiga, karena harga sewa lahan yang naik seiring dengan banyak terjadinya konversi lahan pertanian menjadi perumahan.

Menurutnya, kenaikan ini memicu semakin tingginya harga sewa lahan untuk menanam padi.

Serta faktor yang keempat yaitu dikarenakan harga pupuk yang kian naik seiring dengan kenaikan bahan bakar secara internasional.

“Oleh sebab itu, menurut perhitungan kami di Bulog, maka harga beras dinilai akan sulit untum kembali ke harga semula, seperti setahun yang lalu,” pungkasnya.

pasang iklan di sini