hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Bulog Harus Atasi Beras Sisa Impor yang Berkutu

Menko Pangan Sebut Perum Bulog Ditargetkan Serap 3 Juta Ton Beras Hingga April 2025
Ilustrasi: Beras Bulog/dok.ist

PeluangNews, Jakarta – Perum Bulog harus mengambil langkah strategis dalam mengatasi masalah beras sisa impor tahun 2024 yang sudah berkutu.

Demikian ditegaskan anggota Komisi IV DPR RI Daniel Johan dalam keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Senin (17/3/2025).

Daniel mengatakan Bulog selama ini hanya ditugaskan menyimpan serta menyalurkan bahan pangan, tetapi tidak punya kewenangan dalam mengambil keputusan.

Dia menilai masalah beras tersebut seharusnya tidak terjadi.

“Negara itu wajib menyediakan pangan yang berkualitas untuk masyarakatnya,” kata anggota DPR di komisi yang membidangi pertanian, kehutanan dan kelautan itu,

Menurut dia, Bulog juga harus memantau beras yang ada di gudang secara realtime. Minimal setiap satu minggu harus ada beras yang dikeluarkan untuk disalurkan, dengan basis data penerima yang valid.

“Kalau terus didiamkan di gudang tentu tidak bermanfaat dan kualitas beras akan terus menurun seiring berjalannya waktu,” ujar Daniel.

Dia meminta ke depannya kebijakan impor benar-benar diperhitungkan secara matang dan tidak hanya asal impor. Kebijakan impor harus sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

“Tanpa perhitungan yang matang bisa membuat stok berlebihan sehingga menumpuk di gudang, kelamaan digudang pasti akan menurunkan kualitasnya,” tutur dia, menambahkan.

Sebelumnya, Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) Sudaryono, yang juga menjabat Ketua Dewan Pengawas Perum Bulog, menyatakan bakal mengecek langsung kualitas beras yang disimpan di gudang-gudang Bulog, untuk menindaklanjuti laporan dari berbagai pihak yang menemukan beras-beras Bulog berkutu.

Dia menambahkan bahwa Bulog bakal terus memperbaiki sirkulasi dan tata kelola penyimpanan beras sehingga ke depan temuan beras yang berkutu semakin berkurang.

Sementara itu, untuk beras yang ditemukan berkutu dan tidak layak konsumsi, Sudaryono menyebut perlu ada cara-cara lain. []

pasang iklan di sini