PeluangNews, Jakarta – Bagi pelaku UMKM, memahami kebutuhan pasar internasional adalah kunci untuk bisa menembus ekspor. Sayangnya, banyak produk lokal yang berkualitas justru terhambat karena kurangnya informasi pasar dan persoalan sertifikasi. Menjawab tantangan itu, Kementerian UMKM bekerja sama dengan Tokyo Metropolitan Government dan Tokyo SME Support Center menggelar Seminar Tokyo-Indonesia Business Partnership 2025, Rabu (17/9/2025), di Jakarta.
“Ini momentum yang baik, khususnya bagi kami di Kementerian UMKM, karena ada Tokyo Metropolitan Government dan Tokyo SME Support Center,” ujar Deputi Bidang Usaha Menengah KemenUMKM, Bagus Rachman, saat ditemui PeluangNews usai seminar.
Menurutnya, seminar ini menjadi titik masuk penting bagi UMKM Indonesia untuk memahami kebutuhan pasar Jepang secara langsung. “Produk UMKM kita sangat bagus, tetapi mereka tidak tahu tentang informasi pasar. Kesempatan ini membuat pihak Tokyo bisa menginformasikan kebutuhan apa saja yang dapat dipenuhi oleh pelaku UMKM kita,” jelasnya.
Bagus menambahkan, isu standarisasi dan sertifikasi masih menjadi hambatan utama. “Kadang pelaku UMKM kita menghadapi persoalan sertifikasi dan standarisasi produk. Seminar ini menjadi entry point supaya nantinya bisa terjadi deal bisnis, sehingga produk UMKM bisa ekspor ke Jepang, khususnya Tokyo,” ujarnya.
Ia juga menekankan pentingnya riset pasar. “Sebuah produk bisa diterima kalau ada riset pasar. Riset ini bisa menjadi pembelajaran bagi UMKM, apakah kebutuhan di Tokyo lebih pada food, beverage, atau handicraft. Itu bisa didapat melalui tes pasar,” tutur Bagus.
Melalui seminar ini, pertemuan langsung antara Tokyo Metropolitan SME Center dengan para pelaku UMKM diharapkan dapat menjadi jembatan nyata menuju kerja sama bisnis, sekaligus membuka jalan produk Indonesia masuk pasar Jepang.