
Peluang News, Takalar – Di tangan sosok wanita cerdas dan cekatan, limbah dapat diubah menjadi cuan sekaligus sumber nafkah, seperti ditempuh Kelompok Wanita Tani [KWT] Rumah Jamur Takalar di Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan yang kondang hingga Makassar sebagai pemasok bibit jamur tiram putih dan aneka produk olahan jamur.
Awalnya, Rumah Jamur Takalar didukung satu kumbung hanya mampu produksi 5 kg jamur per hari. Kementerian Pertanian RI bersama Program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project [SIMURP] hadir mendukung peningkatan produksi jamur mengusung inovasi Pertanian Cerdas Iklim/Climate Smart Agriculture [CSA] bagi KWT binaan pada 24 kabupaten di 10 provinsi.
Berkat dukungan Program SIMIUR, saat ini, jumlah kumbung KWT Rumah Jamur Takalar meningkat hingga 10 unit. kapasitas produksinya mencapai 2.500 baglog dengan hasil panen hingga 50 kg jamur setiap hari.
Kehadiran KWT Rumah Jamur Takalar berawal dari limbah gergajian kayu mengusik kenyamanan Lingkungan Bontorita di Kelurahan Manongkoki, Kecamatan Polongbangkeng Utara. Nurwahida Tais, warga setempat pun terusik lantas tergerak memanfaatkannya menjadi media tumbuh jamur.
Inisiasi Nurwahida mendorong sejumlah istri petani setempat mendukung hingga terbentuk KWT Rumah Jamur Takalar. Fokus kegiatan usaha memanfaatkan serbuk gergaji menjadi media tumbuh sekaligus sosialisasi kelezatan olahan jamur, sejalan arahan Menteri Pertanian RI Andi Amran Sulaiman.
Mentan Amran mengatakan untuk mendukung pertanian maju, mandiri dan modern menuntut hadirnya SDM andal dan mandiri seperti halnya KWT Rumah Jamur Takalar yang inovatif dan mandiri menjadikan budidaya jamur sebagai sumber cuan.
“Krisis pangan dunia, bencana alam dan perubahan iklim mengancam kita. Kekuatan alam tidak dapat kita lawan, tapi kita dapat beradaptasi melalui inovasi teknologi,” katanya.
Hal senada dikemukakan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian Kementan [BPPSDMP] Dedi Nursyamsi bahwa pemberdayaan wanita tani melalui KWT seperti dilakukan SIMURP bertujuan meningkatkan skill dan pengetahuan bagi kesejahteraan keluarga petani.
“Program SIMURP membina dan optimalisasi kelembagaan wanita tani dengan pemberdayaan melalui KWT,” katanya.
KWT, kata Dedi Nursyamsi, diharapkan mengembangkan potensi wanita tani menjadi SDM mandiri dan produktif sebagai salah satu tonggak pembangunan pertanian.
Ketua KWT Rumah Jamur Takalar, Nurwahida Tais mengatakan dukungan dan pendampingan Program SIMURP telah memberikan manfaat bagi peningkatan produktivitas Saat ini sudah bisa panen hingga 50 kg perhari.
“Selain itu, berkat pendampingan SIMURP, budidaya jamur oleh anggota KWT telah membangun kumbung untuk memenuhi permintaan bibit maupun produk olahan jamur setiap hari ke Makassar,” katanya.
Menurutnya, penjualan bibit jamur menjangkau Makassar dan sejumlah kota/kabupaten di Sulawesi Selatan hingga ke Topoyo di Provinsi Sulawesi Barat dan Poso di Provinsi SulawesiTengah, dengan penjualan jamur mentah setiap hari ke Makassar hingga 15 kg per hari. (Aji)