Jakarta (Peluang) : Komposisi portofolio kredit BTPN masih didominasi oleh segmen korporasi.
PT Bank BTPN Tbk mencatat penyaluran kredit sebesar Rp 149,26 triliun pada semester I 2022. Adapun realisasi ini tumbuh 10 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
Direktur Utama BTPN Henoch Munandar mengatakan, pada semester I 2022 kualitas kredit BTPN tetap baik. Hal ini tercermin dari rasio gross non performing loan (NPL/kredit macet) yang turun pada akhir Juni 2022 menjadi 1,35 persen dibanding 1,46 persen pada periode yang sama tahun lalu.
Angka tersebut di bawah rata-rata industri sebesar 2,86 persen. Pertumbuhan laba bersih setelah pajak konsolidasi yang distribusikan kepada pemilik entitas induk naik menjadi Rp 1,67 triliun pada semester I 2022.
“Semester I 2020, BTPN mencatat angka kredit Rp 149,26 triliun atau tumbuh 10 persen yoy,” ujar Henoch pada public expose, Kamis (29/9/2022).
Menurutnya, Bank BTPN selalu menjalankan prinsip kehati-hatian dalam melakukan pinjaman seperti yang tercermin dari catatan persentase NPL kami yang masih cukup baik.
Saat ini jelas Henoch, komposisi portofolio kredit BTPN masih didominasi oleh segmen korporasi. Namun, ke depan perseroan akan memfokuskan pada penyaluran kredit ke segmen usaha mikro kecil menengah (UMKM) sesuai dengan yang ditetapkan oleh regulator sebesar 30 persen dari total kredit.
Adapun berdasarkan berita sebelumnya, pertumbuhan kredit BTPN di semester I 2022 berasal dari segmen korporasi yang tumbuh 22 persen yoy (year on year).
“Kita juga melihat supply and demand yang terjadi, serta kapabilitas dan kapasitas kami untuk mengejar di segmen UMKM. BTPN terus berkomitmen untuk mengembangkan sektor ini,” ujar Henoch.
Ia menjelaskan, Layanan bank digital BTPN, Jenius, juga mencatatkan penyaluran kredit yang positif di periode yang sama. Jenius menyalurkan kredit melalui produk Flexi Cash sebesar Rp 602 miliar atau naik 148 persen yoy dari Rp 243 miliar di tahun sebelumnya.
Kemudian dana pihak ketiga yang dikelola Jenius juga menunjukkan kenaikan sebesar 12 persen menjadi Rp 17,3 triliun pada Juni 2022 dari Rp 15,4 triliun setahun sebelumnya.
Sedangkan flexi cash/total disbursement credit sebesar Rp 602 miliar atau naik 148 persen dari Rp 243 miliar.
Di samping itu, pada semester I 2022, perusahaan juga didukung oleh daya, program berkelanjutan untuk memberdayakan dan meningkatkan kapasitas nasabah serta masyarakat.
Adapun program daya telah diikuti oleh lebih dari 1,9 juta penerima manfaat dengan 2.848 kegiatan di seluruh Indonesia dan juga melalui website www.daya.id.
Perusahaan juga menunjukkan komitmen untuk mengembangkan pembiayaan berkelanjutan, termasuk dalam bentuk pembiayaan hijau. Seperti pembiayaan proyek pembangkit listrik ramah lingkungan, perkebunan berkelanjutan, kendaraan ramah lingkungan dan proyek lainnya dengan total kucuran dana sebesar Rp 6,16 triliun atau naik 67 persen.
“Kinerja ini merupakan bukti optimisme kami bahwa pemulihan ekonomi nasional membaik, seiring dengan semakin membaiknya kondisi pandemi Covid-19. Dengan dukungan regulator dalam rangka menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan,” ucapnya.
Wakil Direktur Utama Bank BTPN Darmadi Sutanto menambahkan, perseroan menargetkan pertumbuhan penyaluran kredit melalui dua produk kredit di Jenius yaitu Fexi Cash dan Digital Micro dapat tumbuh dua kali lipat di 2022.
“Tahun ini kami canangkan bertumbuh untuk kredit konsumtif di atas 100 persen atau dua kali lipat lebih. Juga yang mikro bisa lebih besar lagi,” pungkasnya.