octa vaganza
Ragam  

BSI Bukukan Laba Bersih Tumbuh 42 Persen

Jakarta (Peluang) : PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) kembali mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar  42 persen secara tahunan (yoy) mencapai  Rp 3,21 triliun pada kuartal III 2022.

Direktur Utama BSI, Hery Gunardi mengatakan, kinerja perseroan hingga September 2022 berada pada jalur yang tepat dan menuju pertumbuhan yang semakin solid. Sehingga dipastikan hampir seluruh kinerja perseroan mencatatkan pertumbuhan yang baik.

“Kami terus melakukan transformasi dan efisiensi di internal serta mencermati perkembangan ekonomi di dalam negeri dan global, agar kami dapat melakukan antisipasi dan terus mendorong pertumbuhan kinerja BSI yang sehat dan berkelanjutan,” ujar Hery dalam rilisnya, Kamis (27/10/2022). 

BSI membukukan Dana Pihak Ketiga (DPK) mencapai Rp245,18 triliun, atau tumbuh 11,86 persen pada periode yang sama. Kinerja positif ini didukung oleh kepercayaan masyarakat melalui penempatan DPK.

Tabungan wadiah tumbuh melesat dan menjadi salah satu produk yang paling diminati masyarakat. Pasalnya produk perbankan syariah tersebut bebas biaya administrasi bulanan dengan fasilitas e-banking yang mudah diakses.

Hery menambahkan, pencapaian kinerja yang solid ini juga didukung oleh pertumbuhan positif di seluruh komponen rasio keuangan. 

Sehingga berdampak pada kualitas aset yang bertumbuh sebesar 11,53 persen secara yoy menjadi Rp280 triliun, Return of Equity (ROE) tumbuh sebesar 17,44 persen. Serta effisiensi biaya cost of fund (COF) turun menjadi 1,56 persen.

Direktur Keuangan dan Strategi BSI, Ade Cahyo Nugroho mengatakan, pencapaian kinerja kali ini jauh lebih baik dari tahun lalu. Ini menunjukkan merger telah berdampak sangat positif dan menciptakan efisiensi yang lebih baik.

“Kinerja solid BSI didukung oleh total pembiayaan yang tumbuh 22,35 persen, yaitu menjadi Rp199,82 triliun,” ujar Ade.

Pertumbuhan ini  sangat penting bagi BSI, karena artinya kata Ade, proses intermediasi berjalan dengan sehat dan sustain.

Kontribusi pembiayaan terbesar berasal dari bisnis mikro yang tumbuh 37,32 persen, disusul pembiayaan kartu yang meningkat 35,81 persen dan pembiayaan gadai naik 30,15 persen. 

Capaian ini menurutnya, didukung oleh kualitas pembiayaan yang sangat sehat. Hal itu tercermin dari NPF Nett yang sangat terjaga yaitu hanya sebesar 0,59 persen.

Selanjutnya, posisi pencairan pembiayaan baru juga memiliki kualitas yang baik. Untuk total pembiayaan baru wholesale yang mencapai Rp 29,99 triliun punya kualitas baik dengan NPF nol persen, sementara total pembiayaan baru retail yang sebesar Rp 54,36 triliun mencatat NPF 0,02 persen. (S1).

Exit mobile version