JAKARTA—-Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia Suparjo mengatakan, penyaluran kredit BRI tumbuh 14,1 persen pada 2018. Oleh karena itu pihaknya yakin meraih target portofolio penyaluran kredit UMKM mencapai 80 persen dari total kredit pada 2022.
“Dari Rp739,3 triliun pada akhir 2017 menjadi Rp843,6 triliun pada Desember 2018,” ucap Suprajarto pada paparan kinerja BRI pada 2018, di Jakarta, Rabu (30/1/2019).
Tutur Suparjo penyaluran kredit ditopang sektor mikro sebesar Rp274,3 triliun, tumbuh 14,5 persen secara tahun ke tahun. Sementara kredit konsumer pada 2018 enapai Rp 130,8 triliun atau tumbuh 14,1 persen secara.
“Non Performing Loan atau rasio kredit macet kotor tercatat sebesar 2,27 persen di bawah rata-rata industri yakni 2,67 persen per November 2018. NPL Coverage dari semula 183 persen di akhir 2017 naik menjadi 185,9 persen di akhir 2018,” terang dia.
Sepanjang 2018, Bank BRI berhasil menyalurkan KUR dengan total Rp 80,2 triliun kepada 3,9 juta pelaku UMKM di seluruh Indonesia. Dengandeikian BRI menjadi penyalur KUR terbesar di Indonesia dengan portofolio 64,9 persen dari total target penyaluran KUR nasional 2018 sebesar Rp 123,56 triliun.
“Ini membuktikan peran BRI yang tidak hanya berkontribusi terhadap perekonomian semata, namun juga terhadap aspek sosial masyarakat,” ujar Suprajarto.
Sejak 2015-2018 total penyaluran KUR yakni Rp 235,4 triliun pada 12,6 juta UMKM. BRI menargetkan penyaluran pada 2019 akan 60 persen di sektor produktif. KUR telah terbukti meningkatkan ekonomi kerakyatan.
“Kapasitas ekonomi debitur KUR naik, yang mikro ada 2,15 juta debitur yang berhasil naik kelas dari pembiayaan sebesar Rp 52,7 triliun,” kata dia
Pada kesempatan yang sama Direktur Keuangan BRI, Haru Koesmahargyo menyampaikan pada 2019, NPL akan dijaga pada kisaran 2,0-2,2 persen. “Ada beberapa pencapaian yang akan menurunkan rasio kredit macet tersebut,” tutup dia.
