JAKARTA—Badan Pusat Statistik merilis bahwa pada Januari 2020 terjadi inflasi sebesar 0,39 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 104,33. Dari 90 kota IHK, 79 kota mengalami inflasi dan 11 kota mengalami deflasi.
Sebagai catatan inflasi pada Desember 2019 mencapai 0,34 persen. Sementara November 2019 sebesar 0,14 persen.
“Tingkat inflasi tahun ke tahun (Januari 2020 terhadap Januari 2019) sebesar 2,68 persen,” ujar Kepala BPS Suhariyanto dalam jumpa pers di kantornya, Senin (3/2/20).
BPS juga mengungkapkan inflasi tertinggi terjadi di Meulaboh sebesar 1,44 persen dengan IHK sebesar 106,20 dan terendah terjadi di Gorontalo sebesar 0,03 persen dengan IHK sebesar 103,61.
Sementara deflasi tertinggi terjadi di Baubau sebesar 1,39 persen dengan IHK sebesar 102,09 dan terendah terjadi di Kudus sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 103,37.
“Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya sebagian besar indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,62 persen” ujar Suhariyanto.
Sementara kelompok pakaian dan alas kaki memberikan kontribusi sebesar 0,12 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,13 persen.
Kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,09 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,42 persen.
Bahkan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan juga iktu menyumbang inflasi sebesar 0,04 persen serta kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,18 persen, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,19 persen; dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,46 persen.
Beberapa waktu lalu Bank Indonesia memprediksi bahwa inflasi Januari 2020 hanya mencapai 0,41 persen. Naiknya curah hujan mendorong naiknya sejumlah bahan pangan diperkirakan BI jadi penyumbang inflasi.
“Kami yakin hingga akhri 2020, inflasi akan tetap terjaga di bawah 3,5 persen,” kata Gubernur BI Perry Warjiyo medio Januari lalu.
