JAKARTA—-Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan selama November 2020 terjadi inflasi sebesar 0,28 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 105,21. Dari 90 kota IHK, 83 kota mengalami inflasi dan 7 kota mengalami deflasi.
Inflasi meningkat agak tajam dibanding Oktober 2020 terjadi inflasi 0,07 persen, setelah terjadi tiga kali deflasi berturut-turut sejak Juli hingga September masing-masing, 0,10 persen, 0,5 persen dan 0,5 persen,
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS Setianto mengatakan catatan inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan November 2019 yang hanya 0,14%.
“Performa inflasi tahun berjalan sebesar 1,23%. Secara tahunan, inflasi November 2020 sebesar 1,59%,” kata Setianto dalam jumpa pers, Selasa (1/12/20).
Lanjut dia, inflasi tertinggi terjadi pada kelompok pengeluaran makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,86%, kelompok kesehatan sebesar 0,32%, kelompok transportasi sebesar 0,30%, serta kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,14%.
“Inflasi pada November 2020 utamanya dipicu oleh kenaikan harga daging ayam, telur ayam ras, dan cabai merah,” ucap dia.
Kenaikan harga tersebut terpengaruh oleh naiknya curah hujan pada November 2020 dibandingkan dengan bulan sebelumnya sehingga berdampak pada ongkos logistik.
Inflasi tertinggi terjadi di Tual sebesar 1,15 persen dengan IHK sebesar 106,83 dan terendah terjadi di Bima sebesar 0,01 persen dengan IHK sebesar 104,48. Sementara deflasi tertinggi terjadi di Kendari sebesar 0,22 persen dengan IHK sebesar 104,81 dan terendah terjadi di Meulaboh dan Palopo masing-masing sebesar 0,01 persen dengan IHK masing-masing sebesar 108,02 dan 104,21.
Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–November) 2020 sebesar 1,23 persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2020 terhadap November 2019) sebesar 1,59 persen.







