Peluang News, Jakarta – Kepala BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) Taruna Ikrar mengemukakan, pangan steril komersil merupakan salah satu upaya untuk menjadikan Indonesia lumbung pangan hingga ke tingkat global.
Hal itu, lanjut dia, merupakan amanat Presiden Prabowo Subianto bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam yang berlimpah yang dapat mendukung kebutuhan pangan.
“Dengan sterilisasi pangan, maka masa kedaluwarsa dapat diperlama, dan makanan tidak terbuang percuma. Sterilisasi pangan yang baik menjaga aroma, kekhasan, serta resep, hal itu menjadi potensi ekonomi yang besar,” kata Taruna dalam siaran persnya, di Jakarta, Selasa (22/10/2024).
Salah satu pesan dari Presiden Prabowo, tuturnya, adalah memperhatikan UMKM, termasuk UMKM pangan, karena merupakan salah satu modal untuk menjadi negara maju.
Dia menyebutkan, dari uang negara sebesar Rp18.000 triliun per tahunnya, 50% datang dari UMKM.
“Terdapat 1,7 juta usaha mikro, kecil, menengah yang bergerak di bidang pangan, obat-obat tradisional, jamu, dan sejenisnya,” ungkap Taruna.
Untuk itu, BPOM mendukung UMKM pangan dalam hal sterilisasi, dengan cara memberikan pendampingan teknologi serta pemberian sertifikat cara pembuatan pangan yang baik.
Dengan pemanfaatan teknologi sterilisasi dan digital, menurut dia, maka kualitas pangan olahan juga dapat meningkat. Taruna Ikrar mencontohkan, sebuah UMKM pisang goreng di Pekanbaru dapat mengemas produknya dengan baik, dan akhirnya bisa mengirimkan produknya ke berbagai tempat di Indonesia, bahkan sampai mengekspornya.
“Itu baru bicara awalnya cuma penjual pisang goreng, UMKM kecil tapi produknya bisa bertahan karena proses sterilisasi dan proses kemasan yang tepat, akhirnya bisa memproduksi lebih banyak, bisa mengirim, bisa mengekspor,” ujar Taruna Ikrar.
Selain membantu sesuai kapasitasnya sebagai BPOM, tambah Taruna, pihaknya berkolaborasi dengan perbankan untuk membantu memodali usaha-usaha tersebut, serta dengan perusahaan-perusahaan besar guna melatih para UMKM untuk meningkatkan kapasitasnya. []
