Site icon Peluang News

Bohong Kolektif

Ganti Menteri Ganti Gaya Koperasi
dok.peluangnews

Pernah baca cerita dongeng Hans Christian Andersen, The Emperor’s New Clothes? Ini tentang seorang raja yang berjalan telanjang namun orang-orang di sekitarnya justru sebaliknya memuji betapa indahnya pakaian raja. Tetapi, senyatanya raja memang telanjang, hanya saja ia mengecam mereka yang tidak bisa melihat busana yang dipakainya adalah kalangan orang-orang bodoh dan tidak kompeten menjadi pejabat negara.

Apa yang terjadi? Pasalnya, raja narsis yang memang gemar berbusana mewah itu termakan tipu daya dua orang yang mengaku penjahit hebat. Mereka menawarkan proyek pembuatan pakaian yang sangat istimewa. Bukan sembarang pakaian, karena hanya bisa dilihat oleh orang-orang yang cerdas saja.

Arkian, pakaian istimewa itupun dinyatakan selesai dan langsung diserahkan kepada raja. Namun ia tidak melihat bentuk fisiknya dan ragu dengan keyakinannya. “Hanya orang cerdas saja yang bisa melihat pakaian ini. Nah silakan dipakai tuanku,” kata penjahit palsu itu membuyarkan keragu-raguan raja sambil berpura-pura memakaikannya ke tubuh raja. Malu dikatakan bodoh karena sesungguhnya tidak melihat sehelai benangpun, maka raja  terpaksa berbohong sambil meminta komentar para menteri dan pelayannya tentang pakaian tersebut. Sejatinya mereka juga tidak melihat wujud pakaian tersebut, namun juga tidak ingin dibilang bodoh dan serempak menyahut. “Sungguh indah pakaian baru raja kita! Betapa megahnya ekor mantelnya; dan betapa anggunnya selendang itu tergantung!”

Sang raja puas dengan pujian para menterinya. “Kalau begitu siapkan kereta kencana, ayo kita parade keliling kota, rakyatku yang cerdas-cerdas sudah tak sabar ingin melihat pakaian yang sangat istimewa ini,” ujar raja sambil melenggang dengan tubuh telanjang.

Cerita selanjutnya kita tahu, akhirnya sang raja tersadar dari  kebodohannya ketika seorang anak kecil yang masih lugu menuding “Raja telanjang.”

Dibukukan pertamakali pada 1837, hingga kini The Emperor’s New Clothes telah diterjemahkan ke lebih dari 125 bahasa di seantero dunia. Dongeng ini merupakan bagian dari kumpulan cerita HC Andersen yang terkenal,  seperti The Little Mermaid,  Thumbelina, The Ugly Duckling dan The Snow Queen.

Tetapi Andersen bukanlah penutur asli kisah raja tanpa busana. Ia menyadur cerita lama yang pernah ada di lima abad sebelumnya. Berasal dari buku kumpulan cerita dari Andalusia, Libro de los Ejemplos karya Don Juan Manuel yang ditulis pada 1335. Buku ini merupakan kumpulan cerita moral yang bertujuan memberikan nasihat bijak melalui alegori. Raja yang telanjang dalam karya sastra ini bernama Don Julián dengan judul cukup panjang “De lo que aconteció a un rey con los burladores que hicieron el paño” (Tentang Apa yang Terjadi pada Seorang Raja dengan Para Penipu yang Membuat Kain).

Baik dalam karya Andersen maupun Manuel, sang raja sama-sama teripu oleh iming-iming pakaian ajaib. Bedanya, Don Julian ingin mencari legitimasi keturunannya sehingga ia kerahkan para pelayan dan pejabat istana untuk memantau proses pembuatan pakaian itu. Namun mereka tidak berani mengakui tidak melihat apa-apa, takut dianggap anak haram.

Moral cerita ini menyasar pada pada situasi di mana kebohongan kolektif diterima hanya karena takut berbeda. Lebih dari itu, kisah ini mengkritik kesombongan, kepura-puraan, dan keengganan untuk berpikir kritis karena tekanan sosial maupun politik. The Emperor’s New Clothes agaknya bukan cuma tentang kekuasaan yang dipertahankan lewat paksaan dan konsensus palsu, tapi juga tentang kita yang memilih diam. []

Exit mobile version