hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Boeing 737 Max, Cacat dan Ditarik

Rancangan dan supervisi Boeing 737 Max 8 terbukti amburadul. Pegawai mengetahui hal itu sejak awal. Kecemasan mereka jadi kenyataan. Dua kecelakaan di Indonesia dan Etiopia merenggut 346nyawa.

HANYA dalam tenggang lima bulan, dua pesawat Boeing 737 Max 8 jatuh. Keduanya terjadi tak lama setelah lepas landas. Kesamaan antara dua bencana menimbulkan pertanyaan mendasar tentang keselamatan pesawat. Banyak negara menyetop penggunaannya. Indonesia pada 11 Maret; Kanada dan Amerika Serikat  menyusul dua hari kemudian.

Tabrakan fatal pertama dari pesawat 737 Max terjadi di Laut Jawa, 29 Oktober 2018. Penerbangan Lion Air JT610 meninggalkan Jakarta menuju Pangkal Pinang di Provinsi Kep Bangkal Belitung dalam kondisi ideal. Korban nyawa 189 orang. Kecelakaan kedua terjadi 10 Maret 2019. Hari itu, penerbangan ET302 Boeing 737 Max milik Ethiopian Airlines lepas landas dari Addis Ababa, menuju Nairobi, Kenya. Merenggut 157 nyawa. Usia pesawat baru setahun, diperiksa sebulan sebelumnya.

Kadung basah, Boeing merilis dokumen berisi email dan pesan-pesan internal perusahaan. Isinya memantik kekecewaan dan kemarahan, karena menunjukkan para pegawai produsen pesawat Amerika Serikat itu sudah mengetahui cacat pada Boeing 737 Max. Email dan pesan-pesan internal perusahaan itu diserahkan Boeing kepada Kongres AS dan FAA (Regulator Penerbangan Sipil AS) sebagai bagian dari upaya transparansi perusahaan di tengah krisis.

“Email-email ini sungguh mengerikan,” kata Peter DeFazio, Ketua Komite Transportasi pada Kongres AS yang terlibat dalam investigasi Boeing 737 Max. “Dokumen ini menunjukkan bagaimana Boeing berani lancang demi mengelabui regulator, kru pesawat, dan komunitas penerbangan; bahkan ketika karyawan Boeing sendiri menyuarakan peringatan,” tutur DeFazio.

Email dan pesan-pesan dari pegawai Boeing itu secara umum menyoroti tentang desain serta simulator yang digunakan untuk merancang Boeing 737 Max. Salah satu pesan dalam dokumen yang memantik amarah itu adalah ketika salah satu pegawai Boeing bertanya kepada rekannya, “Apa kamu mau keluargamu naik pesawat yang dirancang oleh simulator (Boeing) Max? Saya sih tidak!” tulis pegawai tersebut.

Rekannya menjawab singkat: “Tidak.” Pegawai yang lain menulis, “Saya belum diampuni Tuhan karena telah menutup-nutupi (masalah Boeing 737 Max) tahun lalu.” Sebelumnya, juga diwartakan bahwa para pegawai Boeing menyebut pesawat 738 Max “dirancang oleh badut dan disupervisi oleh monyet.”

Setelah membaca dokumen tersebut, FAA mengatakan semua potensi cacat Boeing 737 Max yang terungkap dalam surat-surat itu sudah diatasi. Ketimbang Airbus, sistem yang dibuat Boeing lebih tradisional dan melibatkan pelatihan pilot yang ekstensif. Tapi, ini sebelum datangnya 737 Max dan adanya kompetisi untuk mengurangi biaya produksi dan meningkatkan harga saham di pasar.

Sejak Maret 2019 lalu, Boeing 737 Max secara resmi dilarang terbang. Selain kompensasi atas hilangnya nyawa manusia, dua kecelakaan 737 Max telah sangat merusak reputasi Boeing, bahkan dapat mengancam masa depannya. Korporasi tidak dapat menunggu hasil penyelidikan tentang penyebab kecelakaan untuk mengambil tindakan. Bagaimanapun, diperlukan gerak cepat sehubungan dengan penurunan 12% harga sahamnya.●

pasang iklan di sini