JAKARTA—Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho merilis up date korban tsunami di Perairan Selat Sunda hingga Senin, 24 Desember 2018, pukul 17.00 menjadi 373 orang meninggal dunia, 1.459 orang luka-luka an 128 orang hilang. Sementara jumlah pengungsi 5.665 orang.
“Kerugian fisik akibat tsunami yang meliputi 681 unit rumah rusak, 69 unit hotel dan villa rusak, hingga 420 unit perahu dan kapal rusak. Saat ini tim gabungan terus melakukan penyisiran dan evakuasi terhadap korban,” ujarnya kepada awak media.
Menurut dia Tim SAR gabungan terus melakukan penyisiran, evakuasi, pencarian dan penyelamatan korban bencana tsunami di sepanjang daerah terdampak landaan tsunami di Selat Sunda. Di antaranya adalah beberapa daerah yang sulit dijangkau karena akses jalan rusak dan tertutup oleh material hanyutan tsunami, sebagian sudah dapat jangkau petugas beserta kendaraan dan alat berat.
Sementara itu BMKG merilis munculnya gelombang tsunami akibat longsoran kawah Gunung Anak Krakatau seluas 64 hektare. BMKG dan juga akibat gelombang tinggi.
“Sehari sebelumnya ada cuaca ekstrem gelombang tinggi sehingga memperparah gelombang tersebut,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat jumpa pers di kantornya, Kemayoran, Jakarta Pusat, Senin (24/12/2018).
Sementara itu Pemerintah Daerah Jawa Barat melalui Gubernur Ridwan Kamil mengumumkan, telah mengirim tim dari BPBD Jawa Barat dan relawan untuk melakukan assesment lapangan di daerah terdampak bencana.
Kepala Pelaksana (Kalak) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Jawa Barat Dicky Saromi mengatakan timnya yang beranggotakan 12 orang telah meluncur ke lokasi bencana pukul 11.30 WIB, Senin (24/12/2018) dengan mengunakan satu unit Truk dan memboyong satu unit Ambulans.
“Yang berangkat adalah yang memiliki keahlian di bidang pencarian dan pertolongan (search and rescue), dapur lapangan, petugas penjernih air bersih, pelaporan, keahlian data informasi, posko dan assessment,” ujar Dicky.