
PeluangNews, Bojonegoro – Sebagai bentuk dukungan konkret terhadap film The Sun Gazer: Cinta dari Langit, Holding Koperasi BMT NU Ngasem meluncurkan program tabungan khusus bagi anggota dan pengelola koperasi. Program ini menjadi bagian dari strategi untuk memperluas jangkauan edukasi koperasi kepada generasi muda, sekaligus memperkuat kesadaran kolektif tentang pentingnya ekonomi berbasis kebersamaan.
Presiden Direktur BMT NU Ngasem, Moh. Wahyudi, menegaskan bahwa inisiatif ini bukan sekadar kepentingan internal. “Ini bukan soal BMT atau BMI semata, ini tentang masa depan gerakan koperasi secara nasional. Film ini harus sukses, harus ditonton banyak orang, dan harus menjadi sejarah baru. Ketika viral, koperasi akan mulai diperhitungkan secara nasional bahkan global,” kata Wahyudi, dikutip Jumat (1/8/2025).
Program tabungan tersebut bersifat fleksibel, disesuaikan dengan kemampuan masing-masing anggota. Hal ini dimaksudkan untuk mengantisipasi kebutuhan biaya transportasi, mengingat sebagian besar anggota tinggal cukup jauh dari bioskop.
“Intinya, anggota diajak menabung terlebih dahulu. Kalau lebih, bisa untuk transportasi. Kalau kurang, tinggal ditambah. Kami masih menunggu kepastian lokasi pemutaran film. Jika bisa diputar di Bojonegoro tentu lebih efisien. Tapi kalau harus ke Ngawi atau Surabaya, tentu ada tambahan biaya yang kami antisipasi lewat tabungan ini,” jelas Wahyudi.
Hingga akhir Juli, belum ada kepastian bioskop mana saja yang akan menayangkan film tersebut di wilayah Bojonegoro. Padahal kepastian lokasi sangat penting untuk menyusun kalkulasi biaya logistik. Meski bioskop terdekat berada di Surabaya dengan jarak 125 km dan waktu tempuh sekitar tiga jam, Wahyudi tetap optimistis menggerakkan karyawan dan anggota koperasi untuk menonton.
Tak hanya itu, Wahyudi juga mengusulkan agar Koperasi BMI Group sebagai produser film menggelar pertemuan daring (Zoom Meeting) dengan koperasi-koperasi lain di Indonesia. Tujuannya untuk menyamakan visi bahwa The Sun Gazer merupakan agenda kolektif gerakan koperasi, bukan milik satu entitas.
“Kalau film ini sukses, koperasi lain akan lebih percaya diri untuk terlibat dalam proyek-proyek besar, termasuk sektor kreatif yang selama ini didominasi perusahaan besar. Edukasi dan konsolidasi lintas koperasi sangat penting,” tegasnya.
Adapun segmentasi penonton yang disasar tidak hanya pengelola koperasi, tapi juga anggota dari kalangan muda seperti pelajar SMA dan mahasiswa. “Anak-anak muda inilah masa depan koperasi. Mereka harus dikenalkan pada nilai-nilai ekonomi syariah dan semangat kebersamaan lewat medium yang dekat dengan keseharian mereka, yakni film,” tambahnya.
Melalui langkah-langkah ini, BMT NU Ngasem berharap The Sun Gazer: Cinta dari Langit bukan hanya menjadi tontonan hiburan, tetapi juga sebuah gerakan kolektif untuk memposisikan koperasi sebagai kekuatan ekonomi rakyat yang relevan, berani, dan mampu menembus batas-batas konvensional. (RO/Aji)