Koperasi BMT Maslahah menargetkan pembiayaan produktif pada tahun ini sebesar Rp20,13 miliar, turun dari realisasi tahun lalu Rp23,68 miliar. Kondisi ekonomi yang stagnan menjadi penyebabnya.
Pertumbuhan ekonomi tahun ini diprediksi tidak akan beranjak jauh dari tahun lalu. Ini berarti kondisi ekonomi cenderung stagnan jika tidak ingin dikatakan memburuk. Akibatnya, praktisi koperasi pun cenderung hati-hati dalam menyalurkan pembiayaan untuk menghindari kredit bermasalah di kemudian hari.
Salah satu koperasi yang mengerem laju pembiayaan produktif adalah koperasi BMT Maslahah. BMT yang berkantor pusat di Sidogiri Pasuruan Jawa Timur ini memilih untuk bersikap moderat ketimbang ekspansif.
Dalam RAT Tahun Buku 2016, koperasi para santri ini memproyeksikan pembiayaan produktif (musyarakah dan mudharabah) sebesar Rp20,13 miliar, turun dibanding pencapaian 2016 sebesar Rp23,68 miliar. Rinciannya, untuk pembiayaan musyarakah ditargetkan sebesar Rp3,24 miliar, turun signifikan dibanding tahun lalu Rp11,02 miliar. Sedangkan untuk pembiayaan mudharabah targetnya sebesar Rp16,90 miliar, naik dari tahun lalu Rp12,66 miliar.
Untuk mengimbangi penurunan laju pembiayaan produktif, BMT yang didirikan pada 17 Juli 1997 ini akan menggenjot pembiayaan murabahah. Pengurus menargetkan pembiayaan murabahah sebesar Rp350,88 miliar, naik dibanding realisasi tahun lalu Rp301,38 miliar.
Sekadar informasi, Murabahah adalah perjanjian jual-beli antara koperasi dengan anggota. Koperasi membeli barang yang diperlukan anggota kemudian menjualnya kepada anggota yang bersangkutan sebesar harga perolehan ditambah dengan margin keuntungan yang disepakati. Selama ini skim murabahah (jual beli) merupakan akad yang paling populer di koperasi syariah maupun di bank syariah.
BMT Maslahah lahir dari sebuah keprihatinan guru-guru MMU (Madrasah Miftahul Ulum) Pondol Pesantren Sidogiri Pasuruan atas perilaku masyarakat sekitar yang mengabaikan prinsip syariah dalam bermuamalah. Ini terlihat dari merajalelanya praktik rentenir yang mengandung riba. Oleh karenanya mereka sepakat mendirikan Koperasi BMT Maslahah yang awalnya bernama Koperasi BMT MMU.
Seiring perjalanan waktu, usahanya semakin berkembang. Sampai akhir 2016, BMT Maslahah memiliki jaringan kantor pelayanan sebanyak 96 kantor yang tersebar di Provinsi Jawa Timur. Meningkatnya usaha koperasi tidak lepas dari budaya kerja yang dijalankan yakni SIFAT (Shiddiq, Istiqamah, Fathanah, Amanah, dan Tabligh). Sifat yang mengacu pada kepribadian Nabi SAW.
Koperasi yang mengusung slogan Syariah Menjadikan Berkah ini juga semakin dipercaya anggota. Buktinya, jumlah anggota bertambah menjadi 5.038 orang dari 2015 sebanyak 4.558 orang.
Ke depan, Koperasi BMT ini akan tetap menjaga prinsi syariah dan mengembangkan inovasi produk dan layanan. Salah satunya meningkatkan porsi pembiayaan Rahn sebagai sumber baru pertumbuhan. Selain itu, akan memperluas jaringan kantor pelayanan untuk semakin mendekatkan diri pada anggota. (drajat).