hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

BMKG, BNPB dan TNI/Polri Lakukan Modifikasi Cuaca Jelang Liburan Nataru

BMKG Prakirakan 60% Wilayah Indonesia Masuk Musim Kemarau pada Mei
Ilustrasi BMKG pantau cuaca jelang Nataru | Dok.Ant

Peluang News, Jakarta – Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati mengungkapkan, pihaknya melakukan upaya modifikasi cuaca menjelang liburan Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 (Nataru).

Upaya untuk memitigasi kondisi cuaca tersebut, lanjutnya, dilakukan BMKG bersama dengan BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) dan TNI/Polri.

“Modifikasi cuaca terutama dilakukan untuk titik-titik yang dikhawatirkan akan berdampak potensi bencana,” kata Dwikorita usai rapat koordinasi (rakor) lintas sektor dalam rangka kesiapan pengamanan masa libur Natal dan Tahun Baru 2025 di Gedung Auditorium PTIK, Jakarta, Senin (16/12/2024).

Menurut dia, modifikasi cuaca itu dilakukan untuk mengantisipasi cuaca ekstrem berupa peningkatan curah hujan sebesar 20% yang diperkirakan melanda sejumlah daerah selama periode Natal dan Tahun Baru.

Pada kesempatan ini, Dwikorita mengingatkan masyarakat untuk terus memonitor perkembangan informasi cuaca, utamanya di jalur mudik.

“Dari perkiraan dan prediksi kami, menjelang Natal dan Tahun Baru hingga sekitar tanggal 9 Januari, di beberapa wilayah, terutama yang di jalur mudik, juga mengalami peningkatan eskalasi cuaca,” ujarnya.

Dia berharap masyarakat dapat memonitor cuaca di jalur mudik yang dilewati melalui aplikasi info BMKG.

“Terus saja memonitor perkembangan informasi agar dapat merencanakan perjalanan dengan, insyaallah, aman dan nyaman,” kata dia.

Kepala BMKG itu mengingatkan bahwa cuaca ekstrem diperkirakan berpotensi terjadi hingga Maret-April 2025, dipengaruhi oleh fenomena La Nina lemah yang dapat meningkatkan curah hujan sebesar 20%.

Dinamika atmosfer, seperti Madden-Julian Oscillation (MJO) dan potensi cold surge (seruakan udara dingin) yang bergerak dari daratan Asia (Siberia) menuju wilayah barat Indonesia, juga diproyeksikan aktif selama periode Natal dan Tahun Baru.

“Kedua fenomena ini memiliki potensi untuk meningkatkan intensitas dan volume curah hujan di berbagai wilayah Indonesia, meskipun skala dan dampaknya masih memerlukan pemantauan lebih lanjut,” tuturnya.

BMKG terus memantau kondisi ini secara cermat dan menyampaikan informasi terkini untuk mendukung langkah antisipatif serta mengurangi risiko di lapangan.

Dwikorita menambahkan, peringatan dini cuaca akan disampaikan setiap pekan dan diulang tiga hari sebelum kejadian, bahkan hingga tiga jam sebelum kejadian cuaca ekstrem. []

pasang iklan di sini