checkup-dokter keuangan
checkup-dokter keuangan
octa vaganza

BLUSUKAN KOPI

TIGA hari menikmati perjalanan Jakarta -Yogyakarta bersama Yanuedi Melayanto tak ubahnya bagai perjalanan menjelajah berbagai aroma wangi kopi. Sejumlah kedai kopi unik tak luput dari buruannya, mulai dari Kopi Klothok Sleman, Wedang Kopi Prambanan hingga Kampung Kopi Banaran di Bawen Semarang. Bahkan ia tak sungkan terbang ke Pulau Belitung hanya sekadar menikmati kopi Kong Djie ataupun blusukan di Manggar, kota yang dikenal dengan seribu kedai kopi.

Tidak sekadar blusukan kopi, Dedi, begitu panggilan akrab Ketua Koperasi Karyawan Bank Bukopin Selindo (KKBS) ini juga penggila kuliner. “Yuk kita santap soto dulu di Pak Soleh, nanti kita sambung lagi di Gudeg Yu Djum, dan sore kita santap nasi kuning, atau House of Raminten, pokoknya semuanya serba mantap,“ ujar Dedi yang tampaknya hapal semua pusat-pusat kuliner Jogja terkenal itu. Bagi Dedi berburu kopi tak hanya di kedai unik ataupun café bermerk. Ia tak sungkan singgah di sejumlah tempat hanya sekadar ingin ngopi. “Saya suka semua kopi, gak pilih-pilih,” tukasnya ketika singgah di sebuah pom bensin dan kembali memesan segelas kopi sachet.  Perburuan Dedi lainnya adalah durian.  Setiap kali melihat kedai durian, Dedi langsung singgah untuk menyantap buah beraroma menyengat itu.

“Kini tahu kan kenapa kami sulit kurus.” kata Ryan, Atqkan dan Teguh serentak.  Ketiganya teman berburu kuliner dan mitra kerja Dedi di KKBJ yang rerata bertubuh subur.   (Ira)