Seperti dua sisi dari satu mata uang, maka keberadaan koperasi di lingkungan perusahaan, seyogyanya harus sejalan dan mendukung visi dan misi yang diemban oleh perusahaan induknya
TUNTUTAN seperti itu agaknya sangat lumrah karena saat sebuah koperasi karyawan dibentuk pertama kali, selalu diiringi dengan komitmen untuk mendukung kelangsungan usaha perusahaannya.
Karenanya beralasan jika Direktur Utama Bank Bukopin,Tbk Eko Rahmansyah meminta Koperasi Karyawan Bank Bukopin Seluruh Indonesia (KKB Selindo) melansir berbagai terobosan usaha yang sejalan dengan aktivitas Bank Bukopin.
“Jangan sampai beranggapan bahwa tindakan yang dilakukan koperasi, merupakan urusan koperasi dan tidak terkait pada perusahaan. Padahal pengalaman menunjukkan kesalahan yang dilakukan koperasi menyeret citra dan nama perusahaan,” ujarnya saat membuka Rapat Anggota Tahunan KKB Selindo ke 3 Tahun Buku 2017, Sabtu (30/6/18)
di Jakarta. RAT yang diikuti anggota 43 cabang KKB primer dari berbagai provinsi itu dihadiri sejumlah Direksi Bank Bukopin, Ketua Masyarakat Perkoperasian Indonesia Dedy SA Kadir dan Deputi Kelembagaan Kementerian Koperasi dan UKM.
Menurut Eko yang juga Ketua Pembina KKB Selindo korelasi antara koperasi dengan Bank Bukopin seperti sebuah koin dengan dua sisi. Jika baik usaha koperasinya, baik pula citra perusahaannya. “Sebaliknya jika usaha Bank Bukopin berjalan baik, usaha koperasi pun bakal terangkat,” sambungnya lagi.
Karenanya, Eko berpesan pengurus KKB Selindo dalam menentukan kebijakan dan mengambil tindakan memikirkan segala konsekuensi yang ditimbulkan bagi citra Bank Bukopin.
Salah satu usulan Eko, KKB Selindo merancang strategi bisnis ke depan, tidak hanya berbisnis di lingkungan Bukopin. Ambil contoh, unit simpan pinjam yang tidak hanya menyasar anggota yang notabene karyawan Bank Bukopin, tetapi juga merambah ke keluarga karyawan dan kerabat serta pihak lain yang track record nya memang sudah teruji.
“Koperasi harus punya competitive advantage. Kalau hanya bermain di lingkungan sendiri tidak akan pernah besar,” imbuh dia lagi.
UTAMAKAN PERUSAHAAN
Dalam kesempatan itu, Ketua Pengurus KKB Selindo Yanuedi Melayanto mengatakan, pihaknya sependapat dengan pesan disampaikan Dirut Bank Bukopin.
” Kami memang berkoperasi, namun kepentingan perusahaan tentu lebih diutamakan karena awalnya kami semua ini adalah karyawan Bank Bukopin,” ujarnya. Sejumlah usaha dijalankan KKB Selindo, lanjut Yanuedi sepenuhnya mengacu pada kepentingan perusahaan, misalnya penyediaan tenaga outsourcing, pengisian uang ke mesin ATM Bank Bukopin serta kerja sama dengan anak-anak perusahaan (Bukopin Finance) dan Bank Syariah Bukopin. Selain laporan keuangan tahun buku 2017, RAT juga dengan pelatihan sebagai pembekalan kepada anggota.
Sepanjang 2017, KKBS telah mengantongi aset sebesar Rp241,21 miliar, meningkat 32,71% dari 2016 sebesar Rp163,26 miliar. Sementara SHU sebelum pajak untuk 2017 sebesar Rp234,92 juta meningkat cukup signifikan dari 2016 yang dibukukan sebesar Rp117,16 juta.
“Dalam program kerja mendatang kami berkomitmen untuk lebih meningkatkan kesejaterahan anggota dibandingkan tahun sebelumnya,” tutup pria yang karib disapa Dedi ini. (Irvan/Irm)