Setelah dua tahun terpukul pandemi COVID-19, tahun 2022 diharapkan dapat menjadi momentum bagi Indonesia untuk recovery. Kendati ancaman gelombang ketiga belum hilang, tanda-tanda pemulihan ekonomi sudah terlihat di penghujung 2021. Lalu, bisnis apa saja yang diprediksi bakal cuan di tahun 2022 yang dalam kalender Imlek masuk tahun macan air?
Sejumlah pengamat dan pelaku usaha meyakini situasi bisnis, baik di pasar bursa maupun di sektor riil akan lebih prospektif pada 2022, seiring dengan pemulihan ekonomi nasional. Beberapa sektor yang diyakini bakal pulih lebih dulu diantaranya adalah sektor perbankan, digital, logistik, komoditas, layanan telekomunikasi, serta properti.
Sektor perbankan diyakini mengalami pertumbuhan seiring dengan meningkatnya transaksi perdagangan di masyarakat, terutama dipicu oleh model bisnis daring. Tren ini sudah terbaca dengan pesatnya pertumbuhan bisnis perbankan digital di Tanah Air. Pandemi yang mendorong evolusi pola belanja masyarakat menjadi driven utama yang mendorong akselerasi pertumbuhan bisnis perbankan digital.
Otoritas Jasa Keuangan sendiri tampaknya cukup proaktif menyambut evolusi ke bisnis perbankan digital ini dengan menerbitkan sejumlah regulasi dan peta jalan pengembangan perbankan digital. Perkembangan ini juga diikuti oleh langkah sejumlah bank, baik pemain baru maupun pemain eksisting untuk menyiapkan platform dan services di sektor ini.
Tentu saja, di sisi hulunya, tren ini juga turut mendorong geliat bisnis di sektor komoditas. Pasar tradisional, selain pasar sayur, diprediksi memang lesu karena terdisrupsi. Tetapi, produsen berbagai komoditas, terutama di sektor fast moving consumer goods, termasuk makanan, tampaknya bakal terus tumbuh pesat karena pola belanja yang berpindah ke online.
Secara domino, situasi itu juga mendorong bisnis digital dan logistik terus bertumbuh. Sebagian pemain bisnis digital di berbagai sektor, termasuk fintech, sudah sukses mengembangkan ekosistemnya hingga menggurita dan menjadi unicorn. Tetapi, sebagian pemain digital lain diprediksi akan tumbang karena seleksi alam.
Di sisi lain, pandemi selama 2 tahun yang telah menciptakan kebiasaan hidup new normal di masyarakat diyakini juga akan mendorong industri medis berikut turunannya untuk terus tumbuh, termasuk bisnis yang terkait dengan gaya hidup sehat seperti masker dan berbagai jenis produk sanitizer.
Bagaimana dengan bisnis properti? Setelah banyak konsumen yang menunda beli selama 2 tahun terakhir, 2022 diperkirakan akan menjadi tahun bagi konsumen untuk memutuskan pembelian properti. Sebagian konsumen tentu berharap masih dapat menikmati insentif perpajakan di sektor properti. Tetapi, mengingat keberadaan rumah sebagai kebutuhan dasar masyarakat, permintaah hunian diyakini akan mengalami recovery pada 2022, tentu saja akan terjadi penyesuaian tren dan kebutuhan hunian.
Situasi lain adalah makin meningkatnya kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam upaya meredam laju dan dampak perubahan iklim. Kondisi itu mendorong tumbuhnya sektor energi terbarukan, dan dampaknya diprediksi sudah semakin terlihat pada 2022.
Dalam kaitan ini, kita masih akan melihat bagaimana roadmap dari desentralisasi energi dan bagaimana implementasi dari energi hijau di Tanah Air. Sebagai Negara pemilik berbagai kelimpahan sumber-sumber energi terbarukan, seperti surya, angin, biomassa, air dan lain-lain, Indonesia diyakini akan menjadi negara penting di tataran global dalam proses pengembangan renewable energy.
Bagaimana dengan bisnis otomotif? Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia memprediksi penjualan mobil secara nasional pada 2022 akan mencapai 900 ribu unit. Angka tersebut lebih baik dibandingkan perolehan tahun ini, yang ditaksir akan menyentuh angka penjualan 750 ribu unit hingga akhir 2021.
Meski belum akan booming di tahun 2022, arah evolusi industri otomotif ke electric vehicle sudah akan semakin menguat. Langkah pemerintah yang ingin menjadikan Indonesia sebagai pusat pengembangan bisnis baterai untuk kendaraan bermotor listrik tentu harus dapat dibaca secara cermat oleh pelaku usaha, termasuk memprediksi industri turunan apa saja yang terancam punah dan sektor apa saja yang akan menjanjikan.
Dengan mencermati peta dan arah bisnis tersebut, kita tentu dapat mengecek prospek dari bisnis yang kita geluti saat ini, apakah on the right track atau harus putar haluan. (trd)