Meski persaingan sudah sangat ketat, namun tidak menghalangi sebagian pebisnis untuk terjun ke usaha kedai kopi. Bagaimana jurus mereka mengelola usaha dan menarik pengunjung?.
Peluangnews – Kedai kopi (coffee shop) tumbuh subur bak cendawan di musim hujan dalam beberapa tahun terakhir. Pemilik usaha memanfaatkan momentum meningkatnya minat masyarakat untuk ngopi dari sekadar hobi hingga urusan lobi. Terlebih negara kita merupakan konsumen kopi terbesar kedua di kawasan Asia Pasifik.
Beragam cara digunakan pengelola coffee shop untuk menarik minat pengunjung dan membuatnya betah. Mulai dari menyediakan fasilitas seperti colokan listrik, live music, interior yang instagramable, memberikan hadiah kepada pelanggan setia hingga menu yang enak dan bervariasi dengan harga terjangkau.
Mahato Coffee, Jakarta Barat
Salah satunya adalah Mahato Coffee, kedai kopi yang selalu ramai pengunjung. Coffee Shop yang terletak di bilangan Jakarta Barat ini, mengusung konsep yang cukup unik dengan menggunakan konsep Rooftop alias lantai atas.
Dengan posisinya di bagian lantai paling atas, pengunjung bisa menikmati kopi sembari melihat keindahan kota Jakarta. Berbeda dari kedai-kedai kopi biasanya, Mahato hanya beroperasi selama 8 hingga 10 jam setiap harinya. Para pelanggan bisa menikmati kopi dan berbagai hidangan lainnya di Mahato mulai dari jam 16.00 – 24.00 WIB pada weekday, dan mulai dari jam 16.00 – 02.00 WIB pada weeekend.
Nama Mahato berasal dari nama kampung halaman sang owner yakni Elpiano atau yang akrab disapa Lanu. Menurutnya, Mahato memiliki arti ‘Menjadi Besar’ yang merupakan filosofi dari Kampung Mahato, Kabupaten Rokan Hulu, Riau.
Agar pengunjung betah berlama-lama, Mahato menyediakan hiburan seperti live music setiap harinya dan kegiatan nonton bareng atau nobar pada waktu-waktu tertentu. Selain itu, menu yang bervariasi dengan harga merakyat.
Perjalanan Lanu mengembangkan bisnisnya hingga saat ini bisa dibilang tidak mudah. Pasalnya, ia juga pernah membuka bisnis-bisnis lain dan berakhir gulung tikar sebelumnya. Kini Mahato yang didirikan pada akhir 2021, itu sudah punya cabang di kampung halaman sang owner. “Jangan takut mengambil risiko dengan berbagai perhitungan. Jadi, kita harus nekat yang terarah, jangan nekat tanpa pertimbangan dan perhitungan,” imbuh Lanu.
Pada awal Mahato Coffee dibuka pun tak langsung ramai seperti saat ini, tetapi sempat mengalami adaptasi dalam beberapa bulan. Namun, berkat tekad dan kerja kerasnya tersebut, kedai kopi yang memiliki nuansa biru muda dan putih itu kini selalu mengalami kenaikan omzet sekitar Rp6-7 juta/hari hingga ratusan juta perbulan.
Warunk Wow, Kalibata, Jakarta Selatan
Warunk Wow yang didirikan pada 2021 itu menggunakan slogan ‘Kitchen, Sosial Place, and Entertaintment‘ sebagai identitas usahanya. Tempat nongkrong sambil ngopi ini cukup terkenal di kawasan Kalibata, Jakarta Selatan.
Sang pemilik kafe, Andri Laksono, mengungkapkan kerja keras dan kerja ikhlas merupakan salah satu kunci bagi yang ingin terjun ke dunia usaha. “Sebagai anak muda, sebaiknya jangan berpikiran untuk mendapatkan keuntungan instant apabila ingin membuka suatu usaha. Semua butuh proses sampai akhirnya berhasil,” ujar Andri.
Warunk Wow di bilangan Kalibata, Jakarta Selatan ini merupakan cabang kelima setelah Andri dan rekan-rekannya membuka empat cabang Warunk Wow di Jawa Timur pada beberapa tahun sebelumnya. Warunk ini memiliki sekitar 80 karyawan dan merupakan yang terluas jika dibandingkan dengan cabang-cabang lainnya.
Warunk Wow Jakarta Selatan ini tak pernah tutup atau selalu buka selama 24 jam setiap harinya. Menu-menu yang ditawarkan juga cukup menarik, mulai dari minuman seperti teh, susu, kopi, yogurt, hingga minuman beralkohol tersedia di tempat ini. Kemudian, berbagai macam makanan ringan dan makanan berat juga dapat dinikmati oleh para pelanggan dengan harga yang cukup murah atau terjangkau.
Selain itu, cafe yang berdiri sejak masa pandemi ini juga memberikan berbagai hiburan atau entertainment seperti live music hingga DJ setiap malamnya. Walaupun telah menjadi salah satu tempat nongkrong favorit di Jakarta Selatan, Warunk Wow ternyata pernah mengalami berbagai kendala maupun tantangan, termasuk naik turunnya omzet pada saat awal-awal didirkan.
Namun, menurut Andri, pria yang juga merupakan Direktur Operasional dari PT Sumber Biomassa Indonesia ini kendala atau tantangan tersebut lah yang membuat Warunk Wow menjadi lebih besar dan lebih berkembang hingga saat ini. “Jangan pernah menyerah jika gagal,” pungkasnya.
Until Tomorrow Cafe, Tebet, Jakarta Selatan
Masih dari kawasan Jakarta Selatan, Until Tomorrow Cafe menjadi salah satu rekomendasi tempat kopi yang menggiurkan. Bagaimana tidak, cafe yang belum genap berusia satu tahun ini menyediakan banyak pilihan menu mulai dari harga belasan hingga puluhan ribu rupiah saja.
Bahkan, bagi pelanggan yang telah datang sebanyak 12 kali, mereka akan mendapatkan free tumblr atau botol minum secara gratis. Selain itu, Until Tomorrow Cafe juga akan memberikan privilege card atau kartu yang bisa digunakan oleh para pelanggan setianya guna mendapatkan diskon hingga 10%.
Nama Until Tomorrow sendiri, menurut sang pemilik cafe yakni Hanif, memiliki arti agar para pelanggan atau pengunjung akan terus kembali seperti arti cafe tersebut dalam bahasa Indonesia yaitu sampai besok. Meskipun masih terbilang cukup baru, cafe yang terletak di bilangan Tebet, Jakarta Selatan ini berkomitmen untuk terus berkembang dan memperluas jangkauannya.
Saat ini, Until Tomorrow Cafe memiliki dua cabang yaitu cabang yang berada di Tebet dan cabang yang berada di Mayapada Tower 2, Jakarta Selatan. Hanif mengaku optimis dan yakin, cafenya tersebut pasti akan terus maju dan berkembang di masa yang akan datang.
Menurut Hanif, sebenarnya terdapat banyak kendala atau kesulitan pada saat awal-awal Until Tomorrow didirikan. Apalagi, kawasan Tebet terkenal dengan banyaknya kedai kopi yang cukup menarik bagi kalangan generasi muda. Namun, menurutnya, berbagai kendala dan kesulitan tersebut justru menjadi motivasi dan keberkahan karena Until Tomorrow Cafe dapat terus berupaya agar tetap eksis di tengah banyaknya pesaing yang ada.
Berbicara tentang strategi, Hanif mengaku, pihaknya mempunyai beberapa strategi dan pertimbangan untuk penjualannya, termasuk dengan memperhitungkan biaya-biaya operasional, Harga Pokok Penjualan (HPP), dan biaya-biaya lainnya. Tak mau kalah dengan cafe-cafe lain, cafe yang memiliki omzet jutaan perharinya tersebut juga menyediakan hiburan yaitu live music pada setiap hari Jumat dan Sabtu.
“Harus diperkuat dulu dari segi finansial dan mentalnya, karena mental itu tidak semudah yang orang lihat. Kita harus siap dengan kejadian-kejadian yang tak terduga dan harus siap apabila mengalami kerugian atau pun kegagalan,” kata Hanif.
Para pemilik coffee shop tersebut di atas yang merupakan generasi milenial yakin bisnisnya bakal tetap hidup. Terlebih ngopi sudah menjadi gaya hidup dan tempat inspirasi sampai menjalin relasi. Bahkan, ngopi di tempat-tempat tertentu telah menjadi simbol status sosial. Perpaduan hobi, gaya hidup, dan simbol sosial ibarat bahan bakar yang diyakini akan terus menyalakan bisnis coffee shop. (Haw & Kur).