
PeluangNews, Bogor – Kementerian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) melalui Program Business Layak Funding (BISLAF) terus memperluas akses pembiayaan bagi pelaku usaha di ekosistem perumahan.
Deputi Bidang Usaha Kecil Kementerian UMKM, Temmy Satya Permana, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan *Intimate Business Matching* hadir sebagai jembatan antara kebutuhan permodalan UMKM dengan peluang pendanaan dari lembaga keuangan maupun investor.
“Kegiatan ini mendukung pencapaian target pemerintah dalam program Pembangunan 3 Juta Rumah yang menjadi prioritas strategis Presiden Prabowo Subianto. UMKM memiliki peran penting dalam rantai pasok perumahan, baik sebagai penyedia material, kontraktor, maupun penyedia jasa pendukung pasca-hunian. Karena itu, kami berupaya membangun ekosistem yang dapat meningkatkan kapasitas usaha mereka agar siap berperan dalam program tersebut,” ujar Temmy dalam acara Intimate Business Matching BISLAF di Bogor, Kamis (11/9).
Ia menambahkan, salah satu tantangan utama UMKM adalah keterbatasan pembiayaan. Berdasarkan Sistem Informasi Data Tunggal (SIDT) Kementerian UMKM, terdapat sekitar 104 ribu UMKM yang bergerak di ekosistem pembangunan perumahan, terdiri dari 35 ribu di bidang jasa konstruksi serta hampir 70 ribu penyedia bahan material.
“Melalui BISLAF, kami memfasilitasi UMKM agar lebih siap mengakses pendanaan dari lembaga keuangan, investor, hingga program pemerintah,” kata Temmy.
Pemerintah, lanjutnya, juga telah menyiapkan sejumlah kebijakan untuk mendukung target pembangunan 3 juta rumah, antara lain Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dengan target 350 ribu rumah subsidi, Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) untuk 38 ribu rumah, insentif PPN Ditanggung Pemerintah (DTP) bagi rumah di bawah Rp2 miliar, serta alokasi kredit program perumahan sebesar Rp130 triliun dengan bunga bersubsidi.
“Kami berharap UMKM semakin siap menjawab kebutuhan pasar, memiliki identitas bisnis yang jelas di hadapan investor, dan mampu mengakses pendanaan dengan baik. Pemberdayaan UMKM ekosistem perumahan menjadi fokus utama agar mereka memiliki kapasitas usaha sekaligus kesiapan pendanaan yang memadai,” ujarnya.
Sementara itu, Asisten Deputi Pembiayaan dan Investasi Usaha Kecil Kementerian UMKM, Ali Manshur, menuturkan bahwa kegiatan Intimate Business Matching merupakan puncak rangkaian Bootcamp Pendampingan Akses Pembiayaan dan Investasi bagi UKM ekosistem perumahan yang digelar sejak Juni 2025.
“Pada hari pertama, peserta mengikuti sesi Pitching for Business Success serta mentoring pembuatan pitch deck. Hari kedua, dilaksanakan Pitching dari 16 UKM secara luring dan daring, serta sesi One on One Speed Dating dengan lembaga pembiayaan,” jelas Ali.
Ia menegaskan, tujuan utama kegiatan ini adalah mempertemukan pengusaha UKM dengan mitra strategis agar terjalin koneksi bisnis, peluang pendanaan, dan tindak lanjut pengembangan usaha. “Kami berharap kegiatan ini memberikan manfaat nyata bagi semua pihak—UMKM, lembaga keuangan, maupun mitra pendamping,” katanya.
Acara yang diikuti sekitar 50 peserta secara hybrid ini melibatkan Kementerian UMKM, lembaga keuangan bank dan non-bank, mitra pendamping INOTEK, serta UKM ekosistem perumahan yang telah mengikuti Bootcamp BISLAF. Beberapa lembaga pembiayaan yang hadir di antaranya BTN, BRI, Shafiq, LBS Urun Dana, dan Dana Syariah.
Ali berharap melalui kegiatan ini, UMKM tidak hanya memperkuat kualitas perencanaan bisnis, tetapi juga mendapatkan akses pembiayaan yang relevan sehingga mampu meningkatkan pertumbuhan usaha sekaligus berkontribusi pada suksesnya program pembangunan perumahan nasional. (RO/Aji)







