hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Biker Boyz, Neo Realisme Rasa Bandung

JAKARTA—-Dalam sejarah film dunia ada yang disebut sebagai neo realisme, yang dipelopori sejumlah sineas Eropa, terutama dari Italia, kemudian juga Hollywood  Intinya film adalah menggambarkan realitas kehidupan sehari-hari sesungguhnya.

Salah satu cirinya ialah para pemeran yang digunakan hampir atau tidak punya pengalaman dalam seni peran. Secara estetika, film ini melakukan syuting di lokasi sesungguhnya seperti di jalanan kota atau desa, pemukiman, pasar hingga ruang publik. Film-film neorealis umumnya menggunakan teknik dubbing serta menggunakan bahasa sehari-hari dan menghindari pemakaian bahasa formal.

Film “Bike Boyz” yang disutradarai oleh Aris Nugraha mengingatkan saya pada film-film neo realisme dunia, sekalipun Aris tidak bermaksud demikian. Namun hampir seluruh pemain yang dilibatkan warga lokal Bandung yang tidak punya pengalaman akting-kecuali satu atau dua orang terlibat dalam “Preman Pensiun” yang juga dibesut Aris.  Bahkan Aris  melibatkan komunitas vespa dan biker.

Film yang diproduseri oleh Chand Parwez Servia ini  berhasil menggambarkan bagaimana solidaritas sesama anggota komunitas vespa, dengan dialog campuran Sunda, Indonesia yang begitu natural, seperti orang Bandung umumnya berdialog sehari-hari.  Syutingnya pun di jalanan, rumah di gang-gang, lazim warga kebanyakan di Kota Bandung.

Kelebihan lain, Aris dan timnya (terutama editing) menggunakan teknik yang disebut cutaway.  Dialog antar pemain di satu adegan seperti bersahutan dengan pemain di adegan lain. Hal ini merupakan kerja keras editing agarpemotongan  tepat dan menarik penonton. Pemotongan ini berapa kali mengundang gelak saya. Hasilnya komedi yang dihasilkan tidak dibuat-buat.

Plot ceritanya dibuat seperti menyusun “puzzle”, namun tetap enak diikuti penonton seperti saya, tanpa harus mengurut berpikir keras. 

Cerita dibuka dua anggota komunitas vespa, Agus (Aep Boncet) dan kawannya Marwan (Garis Luiz) baru saja nongkrong di bengkel vespa. Seorang pengendara sepeda lewat, di belakang seorang perempuan minta tolong bahwa yang lewat tadi sepedanya yang dicuri. 

Agus dan Marwan mengejar dan melumpuhkan laki-laki itu dan menyerahkan sepedanya kepada perempuan itu tanpa mencari tahu siapa namanya. Belakangan mereka mengetahui bahwa yang perempuan itu memperalatnya untuk mencuri sepeda.

Mereka pun balik mengejar si perempuan dan komplotannya.  Perempuan lolos, tetapi kawannya tertangkap. Masalahnya sindikat membalas dendam dengan mengambil vespa milik Agus. 

Cerita bergulir Agus bertemu lilis (Aline Manza) teman sekampungnya  dari Garut yang mencari suaminya yang merantau ke Kota Bandung.  Simpati, Agus menolongnya mencari suaminya dan minta Lilis tinggal di rumah bibinya.

Pada cerita lainnya anggota komunitas vespa bernama Ichan (Damar RM) jatuh hati pada Pingky (Delisa Herlina)  juga pengendara vespa dan mengajaknya bergabung.  Sementara Pingky juga harus mencari sepupunya Mega (Birgi Putri) yang kabur dari rumah.

Pada bagian lain, ada satu kelompok yang merencanakan suatu aksi kriminal di Kota Bandung.  Mereka begerak di bawah tanah.  Ada juga geng motor yang kerap melakukan kriminal.

Sejumlah kisah utamaini, seperti aliran air yang kemudian bergabung di sungai utama menguji solidaritas komunitas vespa. Kesemuanya dibuarkan natural, bahkan  potret kehidupan yang banyak menjadi berita di media.  Hasilnya Bike Boyz sebuah film komedi yang mengajak penonton seperti hadir menjadi bagian komunitas vespa di Kota Bandung.

Sutradara Aris Nugraha mungkin tidak bermaksud menjadikan film ini sebagai neo reaslime. Tetapi dia dalam jumpa pers di Jakarta, Selasa (5/11/19) mengakui merekrut pemain bukan bintang, warga lokal untuk menghadirkan film di mana para pelakunya bisa berdialog dengan Bahasa Sunda yang digunakan orang Bandung dan bukan orang Jakarta berdialog Bahasa Sunda, tetapi terdengar aneh bagi orang Bandung. 

Sebagai catatan Aris Nugraha (sebagai penulis) iniah yang menggagas serial sinteron populer “Tukang Ojek Pengkolan”(TOP). Teknik dialog bersahutan dalam adegan berbeda cutaway yang ada dalam ‘Bike Boyz” juga pernah saya saksikan di TOP.

Produser Chand Parwez mengatakan, bahwa film Indonesia harus punya terobosan. Dia juga ingin menghadirkan film yang mengajarkan kearifan lokal. Hasilnya Bike Boyz adalah sebuah film dengan sugguhan yang berbeda dengan film Indonesia yang rilis 2019 ini, film hiburan tetapi juga punya nilai artistik.   Film ini sendiri direncanakan tayang pada 14 November mendatang dan patut ditonton (Irvan Sjafari).

pasang iklan di sini