hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

Biaya Logistik Tinggi, Bamsoet Minta Sistem Terintegrasi

 

Bamsoet saat melantik Pengurus Badan Pengurus Daerah ARDIN Indonesia Provinsi Jawa Barat di Bandung, Sabtu (8/11/2025).
Bamsoet saat melantik Pengurus Badan Pengurus Daerah ARDIN Indonesia Provinsi Jawa Barat di Bandung, Sabtu (8/11/2025).

PeluangNews, Jakarta-Anggota DPR RI sekaligus Ketua MPR RI ke-15 dan Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Perdagangan Barang Distributor Keagenan dan Industri (ARDIN) Indonesia, Bambang Soesatyo (Bamsoet) menegaskan pentingnya peran sektor distribusi dalam menopang kekuatan ekonomi nasional.

Ia menilai, penguatan sistem distribusi bukan hanya soal logistik, tetapi bagian dari strategi besar untuk memastikan hasil produksi dalam negeri dapat bersaing dan menjangkau seluruh wilayah Indonesia secara efisien.

“Penguatan distribusi adalah fondasi dari kemandirian ekonomi nasional. Tanpa distribusi yang efisien, produk dalam negeri tidak akan mampu bersaing,” ujar Bamsoet saat melantik Pengurus Badan Pengurus Daerah ARDIN Indonesia Provinsi Jawa Barat di Bandung, Sabtu (8/11/2025).

Ia menjelaskan, tantangan utama ekonomi nasional saat ini terletak pada biaya logistik yang masih tinggi. Data Kementerian Perdagangan menunjukkan, rasio biaya logistik Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) masih berkisar 14 persen.

Meskipun menurun dari angka 24 persen beberapa tahun lalu, biaya tersebut tetap lebih tinggi dibanding negara tetangga seperti Malaysia dan Thailand yang hanya berada di kisaran 8–9 persen.

“Biaya logistik kita masih tinggi, sekitar separuhnya diserap oleh transportasi darat. Selama infrastruktur dan sistem distribusi belum terintegrasi, daya saing produk nasional akan selalu kalah di pasar,” tegasnya.

Dalam kegiatan tersebut turut hadir Wakil Ketua Umum ARDIN Indonesia Berry Purba, Sekretaris Jenderal Herman Heru, Bendahara Yogi Soepaat, serta Wakil Sekjen Taufik Mustafa. Dari pengurus daerah hadir Ketua ARDIN Jawa Barat Tb. Raditya Indrajaya, Sekretaris Umum Migi Primerda, dan Bendahara Umum Teguh Panjireza.

Bamsoet, yang juga Ketua DPR RI ke-20 dan mantan Ketua Komisi III DPR RI ke-7, menjelaskan bahwa sekitar 50 persen komponen biaya logistik nasional berasal dari transportasi darat, terutama di wilayah luar Jawa yang belum memiliki konektivitas memadai. Akibatnya, selisih harga antara produsen dan konsumen bisa mencapai 20–30 persen hanya karena biaya pengiriman.

“Kondisi ini perlu diselesaikan melalui strategi kolaboratif antara pemerintah, pelaku usaha, dan organisasi seperti ARDIN Indonesia,” ujarnya.

Untuk menjawab tantangan tersebut, ARDIN Indonesia tengah menyiapkan roadmap 2025–2030 yang berfokus pada lima arah kebijakan utama. Kelima arah itu meliputi transformasi digital sistem distribusi, penguatan kemitraan dengan UMKM, dukungan terhadap hilirisasi industri daerah, peningkatan kapasitas SDM logistik, serta pembentukan pusat logistik regional.

“Kita ingin ARDIN Indonesia menjadi ujung tombak yang mempertemukan produsen, distributor, dan pasar. Jika rantai distribusi efisien, maka ketahanan ekonomi nasional otomatis menguat,” tutur Bamsoet.

Wakil Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia itu juga menyoroti perubahan cepat dalam ekosistem perdagangan digital. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), nilai transaksi e-commerce di Indonesia pada tahun 2024 mencapai Rp689 triliun, naik hampir 20 persen dari tahun sebelumnya.

Namun, menurut Bamsoet, di balik pertumbuhan tersebut muncul tantangan baru berupa ketergantungan pada platform digital raksasa yang bisa mengubah kebijakan bisnis sewaktu-waktu.

“ARDIN Indonesia harus hadir di sana. Kita bantu pelaku usaha membangun sistem distribusi digital mandiri, supaya mereka tidak tergantung pada satu platform saja,” jelasnya. “Kita arahkan agar ada kanal distribusi nasional yang dikelola bersama secara transparan dan efisien.”

Sebagai langkah konkret, ARDIN Indonesia juga akan mengembangkan program Shared Logistics Hub yang memungkinkan para anggota menggunakan fasilitas gudang bersama dan sistem pengiriman terpadu. Konsep ini diharapkan dapat memangkas biaya pengiriman hingga 20 persen serta mempercepat waktu tempuh distribusi lintas wilayah.

Dalam jangka menengah, ARDIN Indonesia menargetkan penurunan rasio biaya logistik nasional menjadi 10 persen terhadap PDB pada tahun 2030. Target ini akan dicapai melalui optimalisasi jaringan logistik darat, laut, dan udara yang terintegrasi dengan pusat-pusat produksi daerah.

“Kita bisa punya industri hilir yang hebat, tetapi kalau distribusinya lambat dan mahal, semua keunggulan itu hilang di jalan. Karena itu, ARDIN Indonesia harus menjadi tulang punggung ekonomi rakyat — penghubung antara produsen dan pasar, serta antara inovasi dan kesejahteraan,” pungkas Bamsoet.

pasang iklan di sini