octa vaganza

BI Perkirakan Inflasi September Sentuh  1,09 Persen

Jakarta (Peluang) : Harga bahan bakar minyak (BBM) menyumbang utama inflasi sebesar 0,91 persen.

Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi  pada September 2022 mencapai 1,09 persen secara bulanan (mouth to mouth/mtm). Capaian ini berdasarkan Survei Pantauan Harga (SPH) yang dilakukan pekan ketiga September 2022.

Kepala Departemen Komunikasi BI, Erwin Haryono mengatakan, perkembangan proyeksi inflasi untuk September 2022 merangkak naik dari hasil SPH BI pada pekan kedua September 2022 yang sebesar 0,77 persen secara bulanan (mtm). 

“Perkembangan inflasi sampai minggu ketiga September 2022 diperkirakan sebesar 1,09 persen,” ujar Erwin.

Adapun jelas dia, komoditas utama penyumbang inflasi September 2022, yaitu harga bahan bakar minyak (BBM) sebesar 0,91 persen mtm, angkutan dalam kota sebesar 0,04 persen mtm, angkutan antar kota, telur ayam ras, dan beras masing-masing sebesar 0,02 persen mtm.

Selain itu, rokok kretek filter dan bahan bakar rumah tangga (BBRT) masing-masing sebesar 0,01 persen mtm.

Sementara itu, komoditas yang deflasi atau mengalami penurunan harga pada periode pekan ketiga September, yaitu bawang merah sebesar 0,05 persen mtm, minyak goreng dan cabai merah masing-masing minus 0,03 persen. Serta cabai rawit, daging ayam ras, dan emas perhiasan masing-masing turun 0,02 persen, dan tarif angkutan udara minus 0,01 persen.

Erwin menegaskan, BI akan terus memperkuat koordinasi dengan pemerintah dan otoritas terkait. Untuk mengoptimalkan strategi bauran kebijakan menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan guna mendukung pemulihan ekonomi. 

Sementara itu, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS),Margo Yuwono menyampaikan, realisasi perkembangan harga pada Agustus 2022 terjadi deflasi, dari beberapa bulan  sebelumnya terus inflasi. 

Berdasarkan pantauan BPS di 90 kota menunjukkan terjadi deflasi pada Agustus 2022 lalu sebesar 0,21 persen dengan nilai indeks harga konsumen (IHK) sebesar 111,57. Deflasi terjadi di 79 kota dan inflasi terjadi di 11 kota.

“Secara bulanan, ini deflasi terdalam sejak September 2019, saat itu deflasi 0,27 persen,” ujar Margo.

Sedangkan tingkat inflasi bulan Juli 2022  jika dibandingkan dengan Agustus 2021 adalah sebesar 4,69 persen. 

“Pada bulan Juli 2022, tingkat inflasi tahunan mencapai 4,94 persen, tertinggi sejak Oktober 2015 yang mencapai 6,25 persen,” imbuhnya.

Sedangkan lanjutnya, deflasi pada bulan Juli didorong oleh penurunan harga sejumlah kelompok pengeluaran. Seperti  kelompok makanan, minuman dan tembakau 1,80 persen, transportasi dan informasi 0,08 persen, komunikasi dan jasa keuangan 0,03 persen. 

Adapun bulan-bulan sebelumnya, kenaikan harga kelompok makanan, minuman dan tembakau menyumbang andil utama inflasi pada setiap bulan.

Exit mobile version