
PeluangNews, Bengkulu – Bank Indonesia (BI) terus mendorong pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) di Provinsi Bengkulu untuk mengembangkan produk berbasis kearifan lokal, khususnya di sektor fesyen berbahan wastra tradisional, agar dapat menembus pasar internasional.
“Agar wastra unggulan Bengkulu dapat bersaing di pasar nasional maupun global, para pelaku UMKM perlu berinovasi dalam desain, teknik produksi, serta meningkatkan kualitas produk secara menyeluruh,” kata Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bengkulu, Wahyu Yuwana, di Bengkulu, Sabtu (19/7/2025).
Sebagai bentuk komitmen nyata dalam mendukung UMKM, Bank Indonesia memiliki kerangka kebijakan pengembangan UMKM yang mencakup tiga pilar utama: penguatan korporatisasi, peningkatan kapasitas, dan perluasan akses pembiayaan.
Melalui pilar peningkatan kapasitas, Kantor Perwakilan BI Provinsi Bengkulu menyelenggarakan Inkubasi Fesyen Wastra Bengkulu 2025, sebuah program pendampingan intensif yang dirancang untuk meningkatkan daya saing UMKM wastra di tengah dinamika pasar fesyen global.
Sebanyak 30 peserta terpilih dalam program ini, terdiri dari 15 peserta di kelas desain fesyen dan 15 peserta di kelas produksi. Selama 14 hari, para peserta mendapatkan bimbingan langsung dari mentor profesional dan berkolaborasi dalam mengolah wastra Bengkulu menjadi produk fesyen siap pakai yang modern, berkualitas, dan tetap menjunjung nilai budaya lokal.
“Kegiatan ini menghadirkan mentor-mentor inspiratif dari Indonesia Fashion Chamber (IFC), yaitu Wignyo Rahadi, Yufie Kartaatmaja, Elfi Lila, David Kurniawan, dan Made Weda Githa,” kata Wahyu.
Para mentor tersebut dikenal memiliki rekam jejak kuat dalam mengembangkan kain tradisional Nusantara menjadi produk fesyen modern yang inklusif dan diminati pasar global.
Bengkulu sendiri memiliki kekayaan budaya tekstil yang sangat khas, salah satunya adalah Kain Besurek, kain batik dengan motif kaligrafi Arab yang menjadi identitas budaya masyarakat Bengkulu.
Selain Besurek, terdapat pula kekayaan wastra lain seperti Tenun Bumpak dari Seluma, Batik Tando Pusako dari Mukomuko, Batik Sekundang dari Bengkulu Selatan, dan Batik Sungai Lemau dari Bengkulu Tengah—masing-masing dengan keunikan motif dan teknik pewarnaan yang memperkaya khasanah fesyen daerah.
Bank Indonesia berharap program ini tidak hanya meningkatkan kualitas produk UMKM, tetapi juga memperluas pasar dan mendorong lahirnya desainer-desainer lokal unggulan yang mampu mengangkat wastra Bengkulu ke panggung dunia. (Ant)