hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza
Berita  

BI Diprediksi Turunkan Suku Bunga Acuan di Semester II 2024

dok.ist

Peluangnews, Jakarta- BI diperkirakan akan menurunkan suku bunga pada awal semester II 2024, dengan asumsi The Fed telah memberi sinyal akan penurunan suku bunga seiring terus menurunnya inflasi AS. Demikian disampaiakan pengamat dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Wisnubroto yang melihat Indonesia di tahun 2023 mencatatkan inflasi terendah dalam 20 tahun terakhir, yaitu sebesar 2,61% YoY. Secara umum Mirae Asset Sekuritas melihat inflasi di Indonesia sepanjang tahun 2023 sangat terkendali, jauh lebih rendah dibandingkan dengan tahun 2022 yang sebesar 5,5% YoY, di tengah tekanan tingginya harga pangan.

Inflasi yang melandai dipengaruhi oleh efek high base di tahun 2022 lalu karena dampak kenaikan harga BBM bersubsidi dan kebijakan moneter ketat yang dilakukan oleh BI sejak Agustus 2022 lalu. Keduanya turut berdampak kepada perlambatan aktivitas ekonomi di dalam negeri.

“Selain itu Pertamina juga telah beberapa kali melakukan penyesuaian harga BBM non-subsidi seiring tren penurunan harga minyak mentah dunia dalam beberapa bulan terakhir,” kata ekonom senior Mirae Asset Sekuritas Indonesia Rully Wisnubroto, Rabu (3/1/2024).

Sesuai ekspektasi, harga kelompok bergejolak, terutama bahan makanan kembali menjadi penyumbang terbesar inflasi secara bulanan, disusul oleh transportasi, karena faktor musiman bertepatan dengan hari raya. Namun, inflasi seluruh komponen melandai.

Inflasi harga bergejolak dan harga yang diatur pemerintah melandai di bulan Desember, masing-masing menjadi 6,7% YoY (vs. 7,6% YoY di November) dan 1,7% YoY (vs. 2,1% YoY di November).

Inflasi inti, yang menjadi acuan bagi penentuan suku bunga kebijakan, tercatat kembali menurun menjadi 1,8% YoY (vs. 1,9% YoY di November), terendah dalam 2 tahun terakhir.

Bank Indonesia (BI) melakukan penyesuaian target inflasi dari 2-4 persen di 2023 menjadi 1,5-3,5 persen mulai tahun 2024.

Mirae Asset Sekuritas Indonesia memandang bahwa ruang penurunan BI rate sangat terbuka di tahun 2024. Namun saat ini BI masih tetap fokus kepada stabilitas. Hal ini mengingat ketidakpastian global masih tinggi yang sangat berpengaruh kepada pergerakan nilai tukar Rupiah.

“Kami memperkirakan BI akan menurunkan suku bunga pada awal semester II 2024, dengan asumsi The Fed telah memberi sinyal akan penurunan suku bunga seiring terus menurunnya inflasi AS,” kata Rully.

Menanti Publikasi Data Ekonomi AS

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik 0,7% pada penutupan di hari pertama perdagangan tahun 2024. Sektor Material Dasar, Finansial, dan Infrastruktur menjadi pendorong dengan saham-saham seperti Chandra Asri Petrochemical Tbk (TPIA), Bank Mandiri Tbk (BMRI), dan Barito Renewable Energy Tbk (BREN) dan Telkom Indonesia Tbk (TLKM).

Investor asing juga tercatat melakukan pembelian bersih Rp463 miliat termasuk pada saham Bank BCA (BBCA), TPIA, dan MD Pictures Tbk (FILM) di pasar reguler, serta Cerestar Indonesia Tbk (TRGU) di pasar nego senilai Rp108 miliar.

Semalam, indeks saham AS berakhir bervariasi, cenderung turun pada perdagangan di awal tahun. Data manufacturing PMI versi S&P Global menunjukkan penurunan ke level 47,9 pada bulan Desember, dari 49,4 pada bulan sebelumnya. Indeks Dow Jones naik 0,07%, S&P500 turun 0,6%, dan Nasdaq turun 1,6%.

“Pekan ini, investor global masih akan menantikan publikasi minutes of meeting FOMC The Fed pada Kamis pagi waktu setempat, serta data ketenagakerjaan menjelang akhir pekan. Keduanya diharapkan dapat menjadi panduan mengenai arah kebijakan The Fed ke depannya,” kata Head of Research Team Mirae Asset Sekuritas Indonesia Robertus Hardy. (Aji)

Baca Juga: Dampak Krisis Hantui Perbankan Jangka Panjang

pasang iklan di sini