BOGOR—Sebagai warga, Anna Budiastuti merasa beruntung dengan keberadaan Kebun Raya Bogor. Ibu rumah tangga ini terpikat dengan pohon-pohon besar berusia tua dari kebun raya sendiri yang sudah berusia sekitar dua ratus tahun.
Catatan sejarah menyebutkan kebun raya ini didirikan pada 18 Mei 1817, oleh Gubernur Jenderal G.A.G.P. van der Capellen.
“Saya cukup sering piknik dengan anak-anak saya. Tak hanya untuk rekreasi, penduduk kota bogor sering berolahraga jogging di sana. Keberadaan Kebon Raya sudah memberikan suasana yang asri dan sejuk bagi penduduk kota Bogor,” ujar Anna kepada Peluang, Sabtu (16/2/2019).
Menurut dia pengelola dengan segala upayanya sudah cukup membuat kebun raya menarik. Hanya kebersihan justru harus diperhatikan. Sumber Daya Manusia untuk menjaga kebersihan sarana umum seperti toilet, tempat sampah dan sebagainya ditambah dan ditingkatkan kualitasnya.
“Juga diperlukan edukasi yang cukup tegas bagi pengunjung baik pribadi maupun yang mengadakan acara di sana untuk memperhatikan sampah yang mereka bawa,” papar Anna.
Salah sudut “tua” Kebun Raya Bogor-Foto: Irvan SjafariApa yang diungkapkan Anna Budiastuti juga saya alami ketika mengunjungi Kebun Raya Bogor beberapa waktu lalu. Kebun raksasa ini bukan saja paru-paru kota-bahkan boleh dibilang tata kota seperti mengelilingi kebun raksasa yang memiliki lebih dari 15 ribu spesies tanaman.
Di antara yang memikat saya adalah pohon Kayu Raja Asia tinggi 80 meter, yang menurut informasi sudah ada sejak 1914. Pohon itu eksotis dengan akar yang besar.
Pohon Kayu Raja Asia-Foto: Irvan Sjafari.Sama halnya dengan sejumlah pohon pandan atau tanaman kaktus yang ditata disebut “Taman Meksiko”eksotis seakan berada di “planit lain”, menjadi tempat swafoto kaum muda. Taman ini terlihat gersang dan itu kekuatannya.
Tanaman Api tanpa Lilin-Foto: Irvan Sjafari.Ada juga tanaman yang disebut “Api Tanpa lilin”, sepintas memang mirip api. Ketika foto tanaman ini dan sekelompok tanaman kaktus saya kirim ke rekan saya, Widya, seorang warga Bandung, dia langsung memekik.
“Sepintas seram, seperti tempat hantu bersarang,” selorohnya melalui pesan WhatsApps beberapa waktu lalu.
Taman Meksiko-Foto: Irvan Sjafari.Spot lain ialah Teratai Raksasa, Giant Lotus atau nama latinnya Veronica Amazonica yang terletak di areal Taman Astrid, tepatnya di kolam Astrid. Namanya memang diambil dari nama permaisuri Raja Belgia dulu.
Pengunjung pada akhir pekan didominasi oleh keluarga. Mereka menggelar tikar di hamparan rumput. Sebagian ada yang menggunakan fasilitas mobil keliling untuk mengitari kebun yang luasnya 87 hekatare ini.
Kolam Astrid denagn tanaman teratai-Foto: Irvan Sjafari,.Sayang saya tidak bisa menyaksikan bunga bangkai raflessia yang mekar empat tahun sekali. Yang ada hanya tanaman saja. Sebetulnya masih banyak spot lain yang terlewat , perlu lebih dari setengah hari untuk bisa mengelilingi taman ini. Harga tiket masuk Rp15 ribu per orang (Irvan Sjafari).