Site icon Peluang News

Berpenumpang Hanya 10%, Norwegian Air Ajukan Pailit

PERATURAN PSBB membuat industri aviasi dunia terdampak corona paling parah. Tahun lalu, 40 perusahaan aviasi di berbagai belahan dunia menyatakan bangkrut. Kini, perusahaan terbesar ketiga di Eropa, Norwegian Air, menghadapi keadaan yang sama. Dengan hanya enam dari 140 pesawat yang aktif, perusahaan yang berdiri tahun 1993 ini terancam tutup buku tahun ini. “Kami mencari perlindungan di bawah hukum Irlandia demi kepentingan karyawan, pelanggan, dan investor kami,” kata CEO Norwegia Air, Jacob Schram.

Norwegian Air mulai tumbuh pesat hampir satu dekade lalu. Mereka terapkan model bisnis yang dipelopori Ryanair di Eropa dan Barat Daya di Amerika Serikat untuk penerbangan transatlantik. Tetapi strategi agresif itu menimbulkan utang besar.

Saham Norwegian Air yang diperdagangkan di Bursa Efek Oslo merosot 98% nilainya tahun ini. Soalnya, maskapai hanya mengangkut 1 juta penumpang pada Q-III 2020 dibandingkan dengan 10,5 juta pada periode yang sama tahun lalu. Kerugian operasional kuartalannya mencapai US$ 310 juta, dengan isi tersisa hanya US$376 juta pada akhir September.

Selain menghentikan operasional penerbangan jarak jauh, mereka juga telah mengistirahatkan para pekerja. Itu artinya, 2.150 pekerjaan di Inggris Raya, Spanyol, Prancis, dan Amerika Serikat akan hilang secara permanen. Untuk tetap bertahan, maskapai hanya mengoperasikan jaringan penerbangan jarak pendek di Eropa dan rute domestik Norwegia. Keseluruhan armada akan disisakan hanya 50 pesawat.

Dengan mengalihkan fokus pada jaringan penerbangan jarak pendek, kata Schram, pihaknya bertujuan menarik investor yang sudah ada atau yang baru guna mendukung infrastruktur luas dan industri pariwisata di Norwegia.●

Exit mobile version