YOGYAKARTA—-Hati Enggar Kurniasih merasa lega ketika berhasil menyelesaikan seminar proposal skripsinya di almamaternya, Jurusan Akutansi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Yogyakarta. Teman-temannya memberinya selamat dengan memberikannya beberapa potong bunga segar membuat wajahnya kian ceria.
Ketika itu sebuah kegelisahan mengusik benak dara kelahiran 1995: bunga-bunga itu kemudian layu, sayang sekali. Namun kegelisahan itu mendorongnya menjadi wirausaha.
Kebetulan kakak Enggar gemar membuat buket pernikahan dari pita satin. Dia pun belajar bikin buket dari pita satin. Saat wisuda pun Enggar iseng buat buket bunga dari pita satin.
“Saya juga jualan waktu ada wisuda di kampus. Ternyata ada yang bikin dari kain flannel. Saya ikutan membuat bunga dari flannel. Untuk mempercantik saya tambahkan boneka,” tutur Enggar kepada Peluang, Senin (4/2/2019).
Dengan modal awal sekitar 350 ribu rupiah, dia membuat produk pertama 10 buket bunga pita satin , yang dia pasarkan di Instagram dan Facebook. Sambutan pasar cukup baik karena tempat tinggal dia berdekatan dengan kampus.
“Produksi tidak tentu tergantung pesanan. Pemasaran masih di Yogja saja. Buket flannel single dibandrol mulai 15 ribu rupiah tergantung besar kecilnya buket. Sementara buket boneka dijual mulai dari 60 ribu rupiah,” ujar Enggar.
Usaha ini dijalankan sejak Desember 2018 meraup omset sekitar Rp1,2 juta. Awalnya dia dibantu kakaknya. Namun ketika Sang Kakak berada di luar kota, Enggar memproduksi sendiri di rumah. “Saya buat boneka dengan karakter kartun sesuai dengan yang sedang hits dipasaran,” ungkap dia.
“Ke depannya saya ingin membuka cabang di Jakarta dan buka akun di market place seperti shopee Bukalapak , Tokopedia supaya bisa kirim seluruh Indonesia,” Enggar menyatakan tekadnya.
Bagaimana bisa menemukan bakat bisnis? “Iya Nenek saya pebisnis. Keluarga saya juga ada yang membuka warung kelontong,” tutupnya (Irvan Sjafari).