octa vaganza

Berastagi, Kota Dingin Sentra Buah dan Sayur

Disebut jeruk Medan mungkin untuk menggampangkan penyebutan saja. Aslinya itu jeruk Berastagi. Kota dingin yang memang tak jauh dari Medan. Sekitar 20 km dari Gunung Sinabung yang rajin ‘batuk-batuk’ sejak tahun 2010.

BERASTAGI itu nama kecamatan dan kota sekaligus. Inilah kota terbesar kedua di dataran tinggi Kabupaten Karo, setelah Kota Kabanjahe. Berastagi merupakan satu kota wisata yang populer di Provinsi Sumatera Utara. Posisi geografisnya diapit oleh dua gunung berapi aktif, yaitu Gunung Sibayak dan Gunung Sinabung. Kota ini berada di ketinggian lebih dari 1.300 mdpl, salah satu kota terdingin di Tanah Air.

Walaupun tidak terlalu luas, Berastagi menorehkan catatan tersendiri dalam literasi kemerdekaan. Bahwa Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, sempat diasingkan di kota ini, meski sebentar, sebelum dipindahkan ke wilayah Bukit Menumbing di Muntok, Bangka Belitung.

Aktivitas ekonomi di Berastagi terpusat pada produksi sayur dan buah-buahan. Belakangan bertambah dengan maraknya denyut sektor pariwisata. Etnis yang dominan di daerah ini adalah Suku Karo dan berkomunikasi dengan Bahasa Karo dialek Gugung.

Posisinya yang terletak antara dua gunung api aktif itu merugikan tapi juga menguntungkan. Merugikan tatkala sang gunung erupsi. Semburan debu vulkaniknya dapat memusnahkan tanaman, padahal dari sektor itulah penduduk menggerakkan perekonomian. Tapi erupsi juga menguntungkan karena, setelah itu, lahan mereka jadi subur sehingga panen berlipat ganda.

Secara keseluruhan, tak kurang dari 10 tahun sudah Gunung Sinabung bangkit dari tidur panjangnya. Sejak meletus pertama kali 27 Agustus 2010, gunung di Kabupten Karo ini terus menerus erupsi. Letusan yang terjadi menyebabkan lebih dari 12 ribu warga dievakuasi. Letusan ini adalah pertama kalinya sejak 400 tahun berheni erupsi. Sejak itulah Gunung Sinabung dinyatakan menjadi gunung berapi yang sangat aktif dan diklarifikasikan sebagai gunung api tipe A.

Berlanjut pada 15 September 2013, Sinabung kembali meletus pada pukul 3 pagi waktu setempat. Tak kurang dari 3.700 orang yang berada dalam radius 3 km di sekitar gunung dievakuasi. Selanjutnya, letusan Februari 2014 menyebabkan 17 orang meninggal dunia. Erupsi 22 Mei 2016 menyebabkan 7 orang tewas dan puluhan orang mengalami luka bakar.

Setelah letusan pada Juni 2019, gunung itu terlihat kalem. Tiba-tiba saja, Gunung Sinabung kembali menunjukkan peningkatan aktivitas sejak 8 Agustus 2020. Sebuah letusan besar terjadi. Masyarakat tersentak. Magma dan kandungan di dalamnya dilontarkan setinggi 5.000 meter pada 10 Agustus 2020 pukul 10.16 WIB. Sejumlah wilayah di sekelilingnya diguyur abu vulkanik. Berastagi memang tak terimbas secara langsung.

CUACA panas Kota Medan sering bikin gerah. Banyak orang lebih memilih pergi ke mal untuk ngadem. Namun, ada kota di sekitar Medan yang sering jadi tujuan wisata akhir pekan masyarakat setempat. Berastagi namanya, di Kabupaten Karo. Berjarak hanya 66 kilometer dari Kota Medan. Kota ini menjadi “Puncak” (ala Jakarta) versi orang Medan. Bagi yang mukimdi Medan dan sekitarnya, pasti sudah familiar dengan kota ini.

Tempat wisata di Berastagi paling utama yang wajib dikunjungi (jika anda ke sana) adalah Bukit Gundaling. Dari bukit berketinggian 1.575 mdpl ini sini dapat dengan leluasa menyaksikan pemandangan Kota Berastagi. Lokasinya hanya berjarak 3 km dari pusat Kota Berastagi. Aktivitas yang bisa dilakukan di sini: berkeliling menggunakan kuda dan delman, bermain flying fox, main mobil remote control

Tempat wisata di Berastagi terpopuler berikutnya yang wajib dikunjungi adalah Desa Tongkoh, Dolat Rayat. Taman Alam Lumbini namanya. Ini merupakan bagian dari sebuah pagoda emas. Rerata pengunjung taman ini hanya memanfaatkan bagian sekitar taman terutama bagian Pagoda untuk latar belakang swafoto. Pagoda ini replika Pagoda Shwedagon atau Pagoda Emas Yangon di Myanmar. Tinggi bangunan unik ini 46,8 meter, dan tercatat sebagai stupa tertinggi di Indonesia. Tapi tak hanya itu, pagoda ini juga menjadi nomor dua paling tinggi di Asia Tenggara.

Tempat wisata di Berastagi yang tak kalah populer adalah Pemandian Air Panas Lau Sidebuk-debuk. Pemandian ini terletak di Desa Daulu, Kecamatan Berastagi. Perjalanan 58 kilometer dari Kota Medan. Fasilitasnya cukup lengkap. Cocok untuk relaksasi merasakan hangatnya air belerang dan sejuknya udara pegunungan. Pilihan lainnya, menyaksikan Air  Terjun Dua Warna. Aliran air hijau dan biru setinggi 75 meter yang mengalir ke air terjun ini berasal dari arus sungai yang terbentuk berkat letusan Gunung Sibayak. Walaupun mengandung belerang, air di permandian ini cenderung tidak lengket dan tidak beraroma belerang sama sekali.

Jangan lupa belanja sepuasnya di Pasar Buah Berastagi. Semua buah tersaji yang dalam keadaan sangat segar. Para pedagang mengambil langsung dari kebun buah dan sayur petani lokal. Wajar kalau harganya jauh lebih murah daripada membelinya di Medan, misalnya. Selain buah-buahan dan sayuran, bisa anda bawa pulang bibit bunga, aksesoris, dan camilan khas Berastagi dari pasar ini.

Penyuka susu bisa mampir ke tempat wisata satu ini: Gundaling Farm Berastagi, yang menawarkan wisata peternakan sapi perah. Di sini dapat disaksikan bagaimana proses pemerahan susu sapi, pengemasan, hingga menikmati langsung segarnya susu sapi. Gundaling Farm dikenal sebagai satu-satunya usaha peternakan sapi modern di Sumatera Utara. Sapi-sapi di sini diimpor dari Australia. Bagaimana cara mudah ke Berastagi? Bisa, jika mau, menjajal bus antarkota Medan-Berastagi yang berangkat dari Terminal Bus Padang Bulan, Medan. Ingin perjalanan lebih privat? Sewa mobil. Di situ tersedia banyak pilihan. Hanya butuh waktu 1,5 jam hingga 2 jam saja. Sepanjang perjalanan, mata bakal dimanjakan dengan bentangan alam. Berbagai tempat wisata di Berastagi jaraknya cukup berdekatan. Maka, menyewa mobil jelas lebih menguntungkan karena anda bisa mengeksplorasi beberapa tempat wisata sekaligus dalam satu hari.●(dd)

Exit mobile version