
PeluangNews, Jakarta=Produksi beras nasional hingga Oktober 2025 diperkirakan mencapai 31,04 juta ton. Angka ini melampaui total produksi sepanjang 2024 yang sebesar 30,62 juta ton, sekaligus naik 12,16 persen dibandingkan periode Januari–Oktober 2024 yang hanya 27,67 juta ton.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menegaskan, “Optimalisasi lahan menjadi kunci sukses peningkatan produksi beras yang signifikan. Dari yang sebelumnya hanya mampu tanam sekali setahun, kini indeks pertanaman padi bisa meningkat menjadi dua hingga tiga kali setahun.”
Ia menjelaskan, langkah optimalisasi dilakukan melalui rehabilitasi lahan tidur, pengelolaan irigasi yang lebih efisien, hingga penerapan teknologi pertanian modern. “Kami juga mendorong pemanfaatan lahan suboptimal seperti rawa dan lahan kering agar lebih produktif. Dengan teknik budidaya inovatif, siklus tanam bisa lebih sering dengan hasil yang lebih tinggi,” katanya.
Amran menyebut kondisi iklim yang lebih bersahabat turut mendukung produktivitas petani. “Panen raya di Jawa, Sumatera, dan Sulawesi semakin memperkuat surplus produksi beras tahun ini,” ujarnya.
Optimisme juga datang dari lembaga internasional. FAO memproyeksikan produksi beras Indonesia musim tanam 2025/2026 mencapai 35,6 juta ton, rekor tertinggi dalam tiga tahun terakhir. USDA melalui laporan Rice Outlook April 2025 memperkirakan produksi beras Indonesia mencapai 34,6 juta ton, atau meningkat 4,8 persen dari tahun lalu.
“Dengan capaian 31,04 juta ton hingga Oktober, Indonesia berada pada jalur yang tepat menuju swasembada. Surplus ini bukan hanya menjaga stabilitas harga di pasar, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani,” tegas Amran.
Ia memastikan pemerintah akan terus menjaga momentum ini. “Kami siapkan sarana produksi pertanian, perkuat sistem pengairan dan pompanisasi, serta manfaatkan kondisi iklim yang menguntungkan. Semua upaya ini untuk memperkuat ketahanan pangan nasional dan mengokohkan langkah Indonesia menuju swasembada beras,” pungkasnya.