JAKARTA—-Di tengah kinerja pertanian Indonesia yang tetap tangguh di tengah pandemi Covid-19, produktivitas beras Indonesia masih rendah berkisar 5,13 hingga 5,24 ton per hektare. Capaian ini lebih rendah dibandingkan negara tetangga Vietnam, dengan angka 5, 82 ton per hektare.
Hal itu diungkapkan Rektor IPB University Arif Satria dalam webminar yang diselenggarakan Institute for Development for Development of Economics and Finance (Indef), Rabu (17/2/21).
“Sudah produktivitas rendah, biaya produksi beras Indonesia lebih tinggi tidak hanya di Asia Tenggara, bahkan di Asia,” kata Arif.
Komponen termahal dari produksi beras dalam negeri adalah biaya sewa lahan dan biaya tenaga kerja. Selain itu, soal harga pupuk Indonesia yang hanya lebih murah dari India.
“Sementara faktor sumber daya manusia kita lebih mahal dibandingkan Thailand, Vietnam, India, Filipina, dan Tiongkok. Produksi tinggi tapi biaya produksi juga tinggi,” kata dia.
Biaya produksi tinggi membuat harga beras Indonesia lebih mahal. Pada 2019 rata-rata harga beras internasional Thailand sebesar Rp5.898 per kilogram dan Vietnam sebesar Rp5.090 per kilogram, jauh lebih rendah dari harga beras Indonesia yang sebesar Rp11.355 per kilogram.
Sebagai contoh, pada 2019 rata-rata harga beras internasional Thailand sebesar Rp 5.898 per kilogram (kg) dan Vietnam sebesar Rp 5.090 per kg, jauh lebih rendah dari harga beras Indonesia yang sebesar Rp 11.355 per kg. Disparitas itu tentunya terjadi karena perbedaan biaya produksi yang dikeluarkan dalam menghasilkan beras.
“Perlu ditemukan solusinya ke depan, sebab persoalan ini rawan membuat Indonesia rawan untuk impor beras,” pungkas Arif.
Sebagai catatan riset yang pernah dilakukan International Rice Research Institute (IRRI) pada 2016 menemukan ongkos produksi beras di Indonesia 2,5 kali lebih mahal dari Vietnam dan 2 kali lebih mahal dari Thailand.
Studi ini juga menunjukkan rata-rata biaya produksi satu kilogram beras di Indonesia adalah Rp4.079, hampir 2,5 kali lipat biaya produksi di Vietnam di angka Rp1.679, hampir 2 kali lipat biaya produksi di Thailand Rp2.291 dan India Rp2.306 (Van).
