
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menemukan 250 ton beras ilegal yang masuk ke Sabang, Aceh pada Minggu (23/11). Beras ilegal lainnya ditemukan di Batam pada Senin (24/11) malam sekitar 40,4 ton. Temuan beras-beras ilegal itu pun sudah langsung disegel oleh pemerintah.
Menyusul temuan beras impor ilegal di Sabang dan Batam itu, Menkeu Purbaya langsung mengumpulkan jajaran Direktorat Jenderal Bea Cukai. Tidak dijelaskan mengapa beras-beras ilegal itu bisa lolos dari pemantauan Bea Cukai di Pelabuhan Sabang dan Pelabuhan Batam.
Purbaya minta waktu untuk memperbaiki Bea Cukai. Kalau Bea Cukai gak bisa memperbaiki kinerjanya dan masyarakat masih gak puas, Bea Cukai bisa dibekukan. “Kalau kita gagal memperbaiki, nanti 16 ribu orang pegawai Bea Cukai dirumahkan. Diganti dengan SGS, seperti zaman dulu lagi. Saya pikir tahun depan (2026) sudah aman lah. Artinya, Bea Cukai akan bisa bekerja dengan baik dan profesional. Jadi, harus kita perbaiki dengan serius,” ujar Purbaya.
Di sisi yang berseberangan, Pemprov menolak keras tuduhan Mentan. Gubernur Aceh Muzakir Manaf alias Mualem buka suara soal temuan beras impor ilegal 250 ton Sabang oleh Menteri Pertanian Amran Sulaiman. Ia menyangkal bahwa beras yang ditemukan Amran itu ilegal. Menurut dia, impor dilakukan secara sah dan tidak ada aturan yang dilanggar. Impor sudah dikoordinasikan oleh Badan Pengusahaan Kawasan Sabang (BPKS), sebagai pihak pemberi izin, dengan pihak lintas sektor.
Mualem juga menyesalkan pernyataan Mentan Amran yang dinilai terlalu reaksioner dan minim sensitivitas daerah. Mualem juga mendesak Mentan untuk segera melakukan uji lab beras 250 ton tersebut sesuai mekanisme perundang-undangan dan segera dilepaskan kepada masyarakat kawasan Sabang.
“Salah satu hal yang dihadapi oleh Pemerintah Kota Sabang adalah tingginya harga beras apabila membawa dari daratan, sehingga memberatkan masyarakat di tengah kondisi ekonomi saat ini,” katanya. Lagi pula, “Kawasan Sabang adalah kawasan bebas tata niaga yang dilindungi oleh Undang-undang,” kata Ketua Kadin Aceh, Muhammad Iqbal. Sekitar 250 ton beras yang didatangkan dari Thailand itu ditampung di gudang beras milik pengusaha swasta di Kota Sabang.●







