hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Benteng Terakhir Ekonomi Kerakyatan

Koperasi diyakini merupakan solusi efektif untuk mengatasi banjir barang impor. Model usaha yang dikembangkan Kopsyah BMI dapat menjadi role model yang sesuai dengan prinsip dan asas perkoperasian.

Penetrasi digital yang semakin kuat telah mengubah pola konsumsi dan distribusi masyarakat. Kini, asal tersedia jaringan internet individu bisa melakukan transaksi perdagangan dimanapun dan kapanpun. Arus lalu lintas perdagangan barang dan jasa tidak lagi mengenal batas-batas teritorial antarnegara (borderless). Akibatnya, perdagangan berbasis digital dengan segala variannya semakin marak. Tidak heran jika investor global berlomba-lomba mengucurkan triliunan rupiah di bisnis ini.  Dalam pasar bebas yang nyaris sempurna tersebut, pasar domestik tidak bisa lagi menghindar dari serbuan produk luar negeri.

Menanggapi fenomena serbuan produk asing di era digital, Presiden Direktur Koperasi Syariah Benteng Mikro Indonesia (Kopsyah BMI), Kamaruddin Batubara menuturkan bahwa koperasi dapat menjadi solusi efektif mengatasi hal tersebut. “Platform belanja online itu kan hanya mengubah pola belanja saja, dari transaksi tatap muka menjadi online saja. Jika semua orang berbelanja di koperasi baik secara online maupun offline, siapa yang diuntungkan?”, ujarnya di sela acara puncak Milad Kopsyah BMI ke-6 dan 16 Tahun Operasional di Kitri Bakti, Curug, Kabupaten Tangerang, Sabtu, 23 Maret 2019.

Dalam banyak hal, koperasi memiliki perbedaan yang mencolok dengan platform online yang kini sedang booming. Koperasi bergerak dengan nilai, prinsip dan jatidiri secara otentik. Sedangkan platform digital orientasinya hanya mengejar profit finansial semata, tak ubahnya korporasi. Koperasi berasaskan kekeluargaan dan gotong royong serta bergerak dengan semangat saling tolong menolong atau ta’awun dalam terminologi Islam.

Oleh karena itu, untuk membendung arus barang impor, kata Kamaruddin, tidak bisa tidak harus menumbuhkan kebanggaan berkoperasi. Jika setiap orang memiliki kesadaran etis tentang pentingnya koperasi, maka tidak ada yang perlu dikhawatirkan dengan importasi tersebut. Sebab, semua kebutuhan bisa dipenuhi melalui koperasi. “Kekuatan dan semangat berkoperasi harus terus kita perkuat,” ungkap Kamaruddin, salah satu the rising star di jagat perkoperasian Indonesia ini.

Pada tataran ideal, model bisnis yang dikembangkan koperasi sempurna. Koperasi menyediakan permodalan, pendampingan usaha, hingga pemasaran. Proses transaksinya pun simpel dan tidak berbelit-belit. Sehingga tidak berlebihan jika koperasi ditahbiskan sebagai sokoguru perekonomian.

Upaya Kamaruddin menawarkan koperasi sebagai solusi untuk mengatasi banjirnya barang impor bukan sebatas retorika. Setidaknya, dalam kapasitas sebagai orang nomor satu di Kopsyah BMI hal itu telah diwujudkan. Koperasi yang dikomandoinya telah melaksanakan penyaluran pembiayaan, pendampingan dan pengembangan usaha hingga memasarkan produk anggota koperasinya.

Dalam berbagai kesempatan, jajaran Pengurus Kopsyah BMI bahkan tidak canggung berperan sebagai etalase produk anggota. Di acara internal maupun eksternal, para Pengurus sering mengenakan produk buatan anggota mulai dari batik, peci, hingga kuliner. Sehingga keberpihakan terhadap usaha anggota benar-benar nyata, bukan sebatas lips service semata.

Kopsyah BMI juga terus berikhtiar untuk menjadikan koperasi sebagai tumpuan harapan masyarakat. Caranya, dengan memperluas produk dan layanan yang disediakan. Pembentukan Koperasi Konsumen Benteng Muamalah Indonesia (Kopmen BMI) merupakan upaya untuk memenuhi kebutuhan riil anggota dan masyarakat di sektor material bangunan. (Perkembangan Kopmen BMI lihat box).

Milad ke-6 Kopsyah BMI

Puncak Milad ke-6 BMI  dan 16 tahun Operasional berlangsung dengan meriah dan penuh suka cita. Acara itu dihadiri oleh Deputi Pembiayaan Kemenkop dan UKM, Yuana Sutyowati, Kepala Dinas Koperasi se-Provinsi Banten, Perwakilan Bupati Tangerang, Dekopinda, para Ketua Koperasi Besar Indonesia seperti dari Kospin Jasa dan KSP Sejahtera Bersama, dan mitra Kopsyah BMI dan para undangan lainnya. Tausyiah dibawakan oleh Didin Hafidhuddin, ulama tingkat nasional dan mantan Ketua Umum Baznas.

Lebih dari 1.000 orang yang sebagian besar pengurus Kopsyah BMI beserta keluarganya sejak pagi sudah memenuhi ruangan. Ditingkahi suara benturan balon tongkat yang dipegang setiap peserta, suasana semakin semarak. Acara Milad semakin heboh dengan kehadiran penyanyi dangdut papan atas Ikke Nurjanah. Dengan suara khasnya, Ikke pun berdendang di atas panggung menghibur para peserta.

Rangkaian puncak acara Milad juga diisi dengan kegiatan penyerahan bantuan sosial secara simbolis antara lain untuk 500 anak anggota peserta sunatan massal, bantuan pendidikan untuk 30 anak anggota berprestasi, santunan 1.000 anak yatim, operasi bibir sumbing 10 anak anggota, bantuan kaki palsu, bantuan 1.000 Alquran dan sajadah, penghargaan kepada karyawan yang memiliki masa bakti 10 tahun bekerja. Selain itu, panitia menyediakan ratusan door prize yang menarik.

pasang iklan di sini