
Peluangnews – SETELAH kita bersungguh-sungguh, tapi nyatanya nggak berhasil juga, apa tindakan yang kita ambil? Kontemplasi W Clemenstone menarik. Bila anda mengkaji kehidupan individu yang telah mencapai keberhasilan yang luar biasa, anda akan menemukan bahwa banyak dari mereka yang bernasib baik karena pernah mengalami kegagalan. Kegagalan itulah yang mendorong mereka untuk bisa berpikir secara kreatif, mengubah kegagalan menjadi satu kelebihan dalam memperbaiki produk.
Malangnya, sebagian besar kita begitu stereotip dengan pekerjaan yang kita usahakan. Seorang petani akan membesarkan anaknya menjadi petani juga. Seorang calon dokter mempunyai bapak yang juga dokter. Politikus akan membesarkan anaknya sebagai politikus juga. Banyak orang menjadi akuntan dan terus bekerja sebagai akuntan hingga akhir hayat. Begitu juga sekretaris. Mereka seolah-olah tidak mau “berpindah gigi” walaupun hakikatnya mereka tidak menyukainya dan tidak mendapatkan imbalan yang diharapkan dari pekerjaan tersebut.
Kadang-kadang seorang akan gagal dan terus gagal meski telah mencoba berulang kali dalam kurun waktu yang lama. Jika ia telah berusaha secara gigih, mungkin kini sudah tiba waktunya untuk introspeksi terhadap diri dan bidang karier yang ditekuninya. “Apabila anda tidak mampu mengubah arah angin, ubahlah layar anda”.
Maka, janganlah terlalu stereotip dengan mengatakan bahwa anda tidak mungkin bias berubah. Ada saatnya dalam hidup ini kita harus menekuni bidang usaha yang sama sekali berbeda. Justru kita harus menyesuaikan keahlian dan bakat yang kita peroleh dari bidang usaha sebelumnya dan menyalurkannya dalam bidang usaha yang baru. Bahkan, kita mungkin terpaksa mempelajari keahlian yang baru.
Ambil contoh masyarakat Jepang. Mereka tidak menciptakan mobil. Tidak juga menciptakan kamera, kulkas, televisi, pendingin ruangan/AC, mesin cuci, penyedot debu, film gambar, atau sistem hi-fi. Mereka tidak menciptakan banyak produk. Apa yang mereka lakukan hanyalah meniru, memperhalus dan memperbaiki barangan yang sudah ada. Mereka sebenarnya hanya menggunakan kreativitas mereka di produk yang sama. Namun, lihatlah keberhasilan mereka.
Mungkinkah hanya satu kebetulan bahwa dua penguasa ekonomi saat ini, yaitu Jepang dan Jerman, merupakan negara yang kalah dalam Perang Dunia II? Mungkin saja ada hikmah dalam setiap kekalahan.
Jika anda menyadari bahwa anda sebenarnya tidak pernah maju dalam karier, walaupun mempunyai keahlian, berlatihlah dengan lebih giat atau perbaiki diri dengan keahlian yang baru dalam bidang lain dan mempunyai masa depan yang lebih baik. Jangan bertumpu pada satu keahlian saja. Ingatlah bahwa manusia mampu mempelajari keahlian baru dan menekuni diri dalam bidang usaha yang lain. Jangan percaya bahwa seseorang itu seharusnya hidup dan mati dalam satu bidang kerja. Jika orang lain bisa berhasil, begitu juga dengan anda.
Apakah yang akanh anda lakukan jika anda terpaksa melupakan impian anda karena impian itu tidak mungkin menjadi kenyataan dan apabila semuanya tidak mengena? Nasihat paling terkenal berbunyi, “Mulailah bermimpi lagi. Semoga memperoleh mimpi yang baru.
Dari Einstein anda akan memahami betapa pentingnya mempunyai impian atau ide baru setiap kali anda gagal. “Permasalahan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan pada tahapan yang sama dengan cara berpikir yang melahirkan masalah tersebut”. Lagi pula, orang yang bangkrut bukanlah orang yang tidak mempunyai satu sen pun di dalam sakunya, melainkan orang yang tdak mempunyai satu pun impian dalam hidupnya. Dalam kalimat Martin Luther King Jr., “Saya punya sebuah mimpi, yaitu suatu hari kita tidak lagi akan dihakimi berdasarkan warna kulit atau panjangnya rambut kita, tetapi berdasarkan kecerdasan akal dan pikiran.●