hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Bela Petambak Garam, Septi Ariyani Dirikan UKM Garam Kecantikan

CIREBON-—Sebagai pegawai Dinas Kelautan dan Perikanan di Kabupaten Cirebon, Septi Ariyani kerap berhubungan dengan petambak garam.  Sepanjang 2011-2015 warga Desa Grogol, Kecamatan Gunungjati, Kabupaten Cirebon ini merasa geram lantaran garam di wilayahnya hanya dihargai Rp200 pee kilogram.

Akhirnya Septi memutuskan untuk berbuat sesuatu agar garam ini bernilai jual tinggi dengan membuat produksi garam kosmetik yang bernilai tinggi dan perempuan berusia 38 tahun ini mengundurkan diri sebagai pegawai KKP.  

Sekitar 2016  mantan  penyuluh ini mendirikan CV Rama Shinta, Usai mengikuti pelatihan dari Balitbang KKP Republik Indonesia di Desa Rawaurip, Kecamatan Pangenan, Kabupaten Cirebon tentang cara memanfaatkan garam menjadi produk dengan harga tinggi.

“Sebelumnya saya adalah tenaga pendamping dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang ditugaskan di Dinas Kelautan Kabupaten Cirebon. Selama 8 tahun itu saya berkumpul dengan berbagai macam petambak garam,” ujar Septi Ariyani dalam webinar Intani “Olah Kualitas dan Ragam Garam Naikan Nilai Jual dan Rambah Ekspor”, Rabu (10/11/21).

Septi melihat potensi besar lainnya dari garam, terutama untuk kesehatan dan kecantikan. Menurut dia di sejumlah negara  garam dipakai bukan hanya untuk konsumsi makan, tetapi juga untuk mandi, spa dan perawatan kecantikan lainnya. Kalau di dalam negeri hanya kaum tertentu yang tau mandi garam.

Rama Shinta  memproduksi beragam produk garam kecantikan seperti stamina salt (garam yang dikombinasikan dengan tanaman herbal seperti purwoceng, pasak bumi), milk bath (garam dikombinasikan dengan susu kambing  dan black lava salt (garam yang dipadukan dengan arang hitam) untuk mendetoksifikasi kulit. Produk lainnya, lulur mandi yang memadukan garam dengan essential oil lainnya untuk kesehatan kulit.

Bahan baku garam didapatlan dari tambak garam  seluas 20 hektare yang disewanya. Dalam memproduksi garam sendiri, Septi bekerja sama dengan 50 petambak garam melalui sistem bagi hasil.

Menurut dia, konsumen potensial dari garam kecantikan antara lain hotel, salon spa, user langsung melalui toko daring agen dan reseller. Rama Shinta juga ekspor garam  artisan ke beberapa negara seperti Maladewa , Inggris dan negara Eropa lainnya.

Sebelum pandemi Covid-19, rata-rata jumlah produksi produk garam spa sekitar 500 kilogram per hari. Ketika pandemi produksinya sekitar 100 kilogram per hari.

Setelah lima tahun menekuni usaha garam spa, saat ini Septi memliki rumah industri dan outlet sendiri di bilangan Desa Grogol, Gunung Jati, Kabupaten Cirebon.

Dia menambahkan saat ini tengah mengembangkan produk garam untuk ikan akuarium dan ikan hias air tawar, serta garam untuk campuran pakan ternak dan pupuk pertanian.

Berkat kegigihan, dan inovasinya, usaha garam spa milik Septi Ariyani meraih juara 2 program Bangga Buatan Indonesia untuk kategori UMKM kreatif dan inovatif dari KKP (berbagai sumber).

pasang iklan di sini