Yusuf tidak terlalu peduli pandangan minor sebagian pihak bahwa bekerja di koperasi itu kurang bergengsi. Sebab selama ini yang dirasakannya sendiri jauh berbeda dengan citra yang terlanjur berkembang bahwa koperasi itu tak ubahnya bank emok dengan sejuta teror kepada mereka yang menunggak cicilan.
Menurut Yusuf yang kini dipercaya sebagai Manajer Cabang Sepatan Kopsyah BMI itu, praktik di tempatnya bekerja berbeda 180 derajat dengan persepsi minor tersebut. Kopsyah BMI sangat manusiawi dan menjunjung etika serta aturan dalam berinteraksi dengan anggota. Bahkan, salah satu koperasi besar berprestasi itu terus menebar manfaat kepada anggota maupun non anggota melalui kegiatan tanggung jawab sosial.
“Bekerja di Kopsyah BMI itu jenjang karirnya jelas, kompetensi bisa berkembang dan remunerasi yang menarik. Apalagi sudah digitalisasi, itu keren banget,” ungkap Yusuf.
Pengagum Bung Hatta itu juga sangat menikmati pekerjaannya karena bisa bekerja sembari silaturahmi. Ia juga jadi mengenal banyak anggota dari Rembug Pusat maupun berkunjung dari satu tempat ke tempat lainnya. Selain itu, dapat menambah pengetahuan dan mengasah rasa kepedulian sosial.
Atas semua hal yang telah diberikan oleh Kopsyah BMI kepada dirinya, Yusuf ingin membalasnya dengan cara bekerja sebaik mungkin dan mengajak masyarakat untuk bergabung sebagai anggota. Sesuai motonya bahwa “kebaikan itu bahasa universal, maka sebarkanlah”. Kopsyah BMI senantiasa menebar kebaikan dan ia terdorong untuk menyebarkannya ke semua khalayak. (Kur).
