Sosok  

Bekerja Dengan Cinta Kasih

Cinta dapat menghasilkan dorongan energi dahsyat. Ini dialami Ramon Wowor sejak bergabung dengan KSP Kopdit Pintu Air. Keberpihakan nyata dari Kopdit Pintu Air terhadap kelompok masyarakat nelayan, petani, peternak dan buruh yang selama ini sulit mendapatkan akses pembiayaan membuatnya bangga.

Bekerja di Kopdit Pintu Air sebenarnya menambah gengsi baik secara ekonomi maupun strata masyarakat. Tandanya kita dipercaya, diberi kehormatan dan tanggung jawab,” ujar Ramon, Ketua Komite KSP Kopdit Pintu Air KCP Manado.

Bermodalkan cinta dan kebanggaan, pria kelahiran Makassar, 5 April 1957 itu pantang menyerah saat dihadapkan pada tantangan seperti adanya anggota pasif.  Ia dan timnya justru tak berhenti dalam mendidik, memberdayakan dan merangkul para anggota pasif. Para anggota yang tersebar di beberapa daerah, diatur membentuk kelompok usaha, titik kumpul dan menseleksi; mengangkat serta memberdayakan koordinator sekaligus penanggung jawab.

Pria yang juga menjabat Sekretaris Dewan Kehormatan PWI Provinsi Sulawesi Utara itu mengakui cara-cara persuasif yang dilandasi cinta kasih cukup menyentuh. Anggota pun tergerak untuk melaksanakan hak dan kewajibannya terhadap koperasi. “Komunikasi dengan anggota pasif terus dilakukan secara persuasif,” ungkapnya.

Untuk mencapai pertumbuhan usaha berkelanjutan, pengagum Menteri Keuangan Sri Mulyani itu mendorong agar kopdit terbesar di Indonesia ini memperluas target anggota dengan menyasar kelompok menengah atas. Dengan demikian, permodalan bisa bertambah untuk mendukung pengembangan usaha.

Seperti diketahui, Kopdit yang dipimpin Yakobus Jano itu selain fokus pada usaha simpan pinjam juga terjun ke usaha sektor riil produktif di antaranya pabrik minyak kelapa, garam, pariwisata hingga media massa. Secara operasional, usaha sektor riil tersebut dikelola oleh Entitas Anak Kopdit Pintu Air. Tentunya, agar semakin berkembang membutuhkan penambahan modal.

Ramon Wowor, ayah dari tiga putri itu juga berharap Kopdit Pintu Air terus mengembangkan digitalisasi layanan. Ini sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang menginginkan layanan lebih cepat namun aman. Melalui digitalisasi anggota dapat mengakses layanan koperasi tanpa harus bertatap muka dengan pengelola sehingga prosesnya lebih efisien dan efektif.

“Pengembangan digitalisasi produk dan layanan perlu didukung dengan peningkatan kompetensi sumber daya manusia,” pungkas pria dengan moto “jalani hidup dengan cinta kasih, bersyukur, bermanfaat, berkarya bagi keluarga, masyarakat, gereja dan Tanah Air.”

Exit mobile version