hayed consulting
hayed consulting
octa vaganza

Baubau, Buton Dalam 3 Persen Produksi Aspal

Pulau Buton diketahui menyimpan deposit aspal alam 662 juta ton. Terbesar di dunia. Bahkan merupakan 80 persen cadangan aspal alam dunia. Meski demikian, pemanfaatannya masih rendah.

PADA mulanya, Kota Baubau merupakan pusat Kerajaan Buton (Wolio) yang berdiri awal abad ke-15. Buton mulai dikenal dalam Sejarah Nasional karena tertera dalam naskah Negara Kertagama karya Prapanca pada tahun 1365 Masehi. Buton atau Butuni disebut sebagai Negeri (Desa) Keresian atau tempat tinggal para resi dimana terbentang taman dan didirikan lingga serta saluran air.

Baubau merupakan kota uama di Pulau Buton, Sulawesi Selatan. Dengan luas wilayah 295.072 m², kota ini pada 2010 menduduki peringkat ke-8 sebagai kota terbesar di Sulawesi berdasarkan jumlah populasinya. Ikon Baubau adalah buah nanas. Anda mudah menemukan gambar ikon itu di berbagai sudut kota, termasuk yang berwujud monumen.

Dengan sejarah panjang, tak heran bila banyak warisan leluhur yang ditinggalkan, seperti kuburan raja dan sultan, benteng pertahanan keraton, pintu gerbang yang disebut lawa, dan meriam tua. Sayangnya, naskah-naskah kuno dibawa oleh Belanda ke negaranya.

Kejayaan masa Kerajaan dan Kesultanan Buton (sejak berdiri pada 1332 dan berakhir 1960) berlangsung dalam kurun waktu sekitar 600 tahun. Masa-masa ini banyak meninggalkan warisan sejarah yang gemilang. Warisan yang bisa disaksikan masyarakat berupa: peninggalan, sejarah, budaya, dan arkeologi.

Benteng Keraton Buton atau Benteng Wolio merupakan salah satu peninggalan sejarah Kerajaan Buton. Terletak di atas Bukit Wolio ini memiliki luas 23,375 hektare, Benteng Wolio dinobatkan sebagai bangunan pertahanan terluas di dunia pada September 2006. Posisinya berada di ketinggian 100 meter di atas permukaan laut dengan lereng yang cukup terjal. Sangat cocok untuk tempat berdirinya benteng pertahanan pada masanya.

Dalam periodisasi sejarah, Buton telah mencatat dua fase, yaitu masa Kerajaan sejak 1332 sampai pertengahan abad ke-16, di antaranya tercatat 2 orang raja perempuan yaitu Wa Kaa Kaa dan Bulawambona. Fase kedua masa Kesultanan sejak masuknya agama Islam di Kerajaan Buton pada 948 Hijriah (1542 Masehi). Lakinaponto dilantik sebagai Sultan Buton I, sampai pada Muhammad Falihi Kaimuddin sebagai Sultan Buton ke-38. Kisah berakhir tahun 1960.

Terdapat sebuah patung dengan sejuta legenda di Kota Baubau. Patung ini juga menjadi ikon kebanggaan dari Kota Baubau, yakni patung naga berwarna hijau. Patung naga Kota Baubau memiliki keunikan, yaitu kepala naga dan ekornya terpisah sejauh 5 kilometer

Kepala naga berada di pantai Kamali dengan ketinggian 5 meter dan terlihat sedang berpose memamerkan cakarnya, sedangkan ekor naga terdapat di depan kantor wali kota Buton dengan ketinggian mencapai 7 meter. Menurut legenda, patung ini berdiri sejak zaman Kesultanan Buton. Patung naga merepresentasikan perekonomian Kesultanan Buton dengan imperium Cina di masa lalu.

Masjid Quba penting disebut karena inilah masjid tertua di Pulau Buton. Usianya 198 tahun sudah. Masjid ini dibangun pada 1826 Masehi oleh Sultan Buton ke-29, Muhammad Idrus Kaimuddin. Semula hanya tempat ibadah Sultan sekeluarga. Dengan bertambahnya penduduk, Masjid Quba dibuka untuk umum. Uniknya, bangunan ini tak terlihat seperti masjid pada umumnya. Kubahnya melengkung. Tak ada bedug, mencontoh masjid-masjid di Madinah, Arab Saudi.

Potensi Besar di Atas Kertas

NARASI tentang Baubau sejatinya tak bisa terlepas dari aspal sebagai harta alami yang terkandung di perut bumi Pulau Buton itu. Kekayaan alam Kab Buon berupa tambang aspal hapal luar kepala di kalangan anak-anak SD masa lampau. Popularitasnya bahkan meluas hingga manca negara. Sejarah Aspal Buton atau Asbuton dikelola pertama kali era Hinda Belanda oleh perusahaan Buton Asphalt (Butas) milik Belanda. Itu bermula pada 1925.

Pulau Buton diketahui menyimpan deposit aspal alam 662 juta ton. Terbesar di dunia. Bahkan merupakan 80 persen cadangan aspal alam dunia. Meski demikian, pemanfaatannya masih rendah. Selama seabad, sejak deposit aspal itu ditemukan di awal 1920-an, penggunaannya sebagai aspal olahan belum sampai 5 juta ton. Produksi  terbesar terjadi sejak akhir tahun 1987-an, yakni 350 ribu ton per tahun, dan 1993-1994 sebesar 200 ribu ton. Setelah itu drop.

Pada 1980-an aspal Buton (Asbuton) digunakan secara apa adanya dengan butiran bitumen yang kadang kala terlalu tinggi porsinya. Hasilnya tak cukup memuaskan. Dengan sejumlah pengembangan, penggunaan aspal Buton pun digencarkan lagi pada 1993-1994. Toh, hasilnya belum memuaskan. Maka, penggunaannya pun terbatas pada jalan-jalan kecil dengan lalu lintas yang ringan. Situasi itu terjadi berlarut-larut hingga kini.

Padahal di tengah gencarnya pembangunan infrastruktur, kebutuhan aspal nasional bisa mencapai 4 sampai 5 juta ton per tahun. Unuk menambah jalan raya baru, selain merawat 398 ribu km jalan negara yang ada. Cadangan aspal Buton yang 662 juta ton itu setara dengan 340 juta ton aspal olahan.

Dengan 10 pabrik aspal yang beroperasi di Buton, produksinya hanya 58 ribu ton pada 2021. Jumlah itu hanya tiga persen dari kapasitas produksi pabrik yang ada. Para kontraktor lebih suka memilih aspal minyak, yakni aspal yang dihasilkan dari kilang-kilang refinery BBM. Dalam industri refinery, aspal merupakan produk sampingan, merupakan fraksi dari minyak dengan rantai karbon terpanjang.

Produksi aspal minyak dari Pertamina tak lebih dari 600 ribu ton setahun. Artinya, sebagian besar adalah aspal impor. Industri penambangan dan pengolahan aspal di Buton sepi. Mudah dimengerti,pilihan ke produk impor tentu dengan sederet dalih—kesesuaian spesifikasi teknis, harga, biaya logistik, dan lainnya.

“Sejauh ini kebutuhan pembangunan infrastruktur jalan masih dikuasai oleh impor aspal minyak. Saat ini dari 42 IUP aspal alam buton, hanya enam IUP yang kegiatan produksi pertambangannya aktif. Minimnya keaktifan IUP aspal alam lebih dikarenakan belum terbukanya pasar aspal di dalam negeri secara luas.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat, terdapat sumber daya aspal di Pulau Buton sebesar 792,5 juta ton dan cadangan sebanyak 182,65 juta ton. Produksi aspal di Buton hanya 58 ribu ton per tahun, tiga persen dari kapasitas. Buton menyimpan deposit aspal alam terbesar di dunia.●(Zian)

pasang iklan di sini
lunar new year 2025 lumire hotel