SEMARANG—Tresno jalaran soko kulino, sering dikatakan pada orang tua dulu. Cinta tumbuh karena terbiasa. Ungkapan dalam Bahasa Jawa itu pas pada diri Solekah mengeapa dia akhirnya menggeluti bisnis batik. Menurut perempuan yang karib dipanggil Eka itu , kecintaannya pada batik didorong juga kesadarannya untuk meneruskan warisan dari leluhur yang adiluhung, sarat dengan makna
Menurut alumni Fakultas Teknik Elektro Universitas Sultan Agung ini, Batik Eka sebetulnya sudah dirintis pada 2005. “Tetapi awalnya bukan kain batik tulis, kami membuat baju jadi. Mulanya memproduksi batik cap,” ujar perempuan kelahiran 1982 ini.
Mantan karyawan sebuah vendor ponsel ini mengaku lahir di lingkungan pembatik di tempat asalnya Cirebon. “Saya Ingin jadi pengusaha batik karena kepikiran ingin punya uang lebih. Kebetulan saya menyukai desain akhirnya membuat baju jadi. Waktu itu hanya untuk mensuplai toko-toko,” ujar dia.
Eka menyebut, modal awanya Rp25 juta untuk bisnis produk baju ready to wear. Kemudian dia mendapat dana Program Kemitraan Bina Lingkungan (PKBL) dari PKBL Peruri sebesar Rp70 juta.
“Kami dapat rekomendasi Dinas Koperasi. Sekarang jadi Mitranya Bank Jateng. Dana pinjaman dengan bunga 3 persen per tahun dan sudah lunas,” ungkapnya.
Menurut ibu dua anak ini, pemasaran Batik Eka lebih dominan di Jakarta. Di Semarang harga nominal tinggi tidak terlalu banyak peminatnya.
“Kalau mereka tahu prosesnya, mereka akan bilang kok murah ya? Kita batik bukan kain bermotif batik, tapi kita batiknya dari olah kain dan malamnya kita mengolah juga,” ujar Eka.
Menjalankan bisnis dengan beban sebagai pelanjut tradisi membuat Eka sempat stres. Pada 2009 dia ingin meninggalkan batik, kemudian mencari pekerjaan sesuai akademiknya di jurusan teknik Elektro.
“Ketika saya ingin berhenti pada 2012, saya bertemu Yayasan Batik Indonesia dan banyak belajar menciptakan karya tidak terpengaruh orang lain dan khas, jadi diri sendiri,” cerita dia.
Pilihan Eka tepat. Bisnisnya kini berkembang. Dia mampu member pekerjaan pada dua puluh karyawan. “Boleh dibilang ini Takdir Tuhan memilih saya terus di batik dan akhirnya saya cinta batik,” ucap dia Van/Irm).